UPdates - Tanggal 7 Februari, dunia memperingati Hari Membaca dengan Keras Sedunia. Peringatan ini sebagai inisiatif yang bertujuan untuk menggalakkan kembali kegiatan membaca yang kini cenderung kurang diminati di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
Dirangkum Keidenesia, Jumat, 7 Februari 2025, peringatan ini lahir berkat inisiasi dari LitWorld, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada bidang pendidikan, khususnya literasi.
LitWorld memiliki misi untuk memperkuat anak-anak dan komunitas melalui kekuatan cerita, dengan tujuan menciptakan masyarakat yang lebih terdidik dan berpengetahuan.
Membaca dengan suara keras atau membaca nyaring terbukti memberikan banyak manfaat, terutama bagi anak-anak dan pengasuh mereka. Aktivitas ini dapat meningkatkan kemampuan ejaan karena pendengar dapat mendengar pengucapan kata yang benar. Selain itu, membaca dengan keras juga dapat mempererat ikatan sosial dan meningkatkan empati antara pembaca dan pendengar.
Hari Membaca dengan Keras pertama kali diperingati pada tahun 2010 dan sempat menjadi tren di Twitter. Meskipun belum ada data yang menunjukkan hubungan langsung, angka melek huruf pada remaja usia 15 hingga 24 tahun meningkat dari 87.286 pada 2010 menjadi 90.537 pada 2019.
Dengan adanya Hari Membaca dengan Keras Sedunia, diharapkan bisa menjadi solusi untuk mengatasi kesenjangan literasi antara mereka yang sudah bisa membaca dan yang belum. Ini menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas literasi di seluruh lapisan masyarakat.
