UPdates—Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres sangat prihatin dengan serangan India di Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan.
You may also like : Kepala WHO Nyaris Dibunuh Israel di Bandara Yaman
Ia menyerukan pengekangan militer maksimum dari kedua tetangga Asia yang bersenjata nuklir itu menahan diri untuk tidak melanjutkan perang.
You might be interested : Kepala WHO Nyaris Dibunuh Israel di Bandara Yaman
India menyerang Pakistan dan Kashmir Pakistan Rabu hari ini dan Pakistan mengatakan telah menembak jatuh beberapa jet tempur India dalam pertempuran terburuk dalam lebih dari dua dekade antara kedua negara tersebut.
"Sekretaris Jenderal sangat prihatin dengan operasi militer India di sepanjang Garis Kontrol dan perbatasan internasional. Ia menyerukan pengekangan militer maksimum dari kedua negara," kata juru bicara Sekjen PBB dikutip Reuters sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari The Straits Times, Rabu, 7 Mei 2025.
Menurutnya, perang ini sangat berbahaya bagi dunia. "Dunia tidak mampu menanggung konfrontasi militer antara India dan Pakistan," tegasnya.
Guterres mengatakan awal minggu ini bahkan sebelum aksi militer India bahwa ketegangan antara India dan Pakistan pada titik tertingginya dalam beberapa tahun setelah serangan militan Islam pada tanggal 22 April di Kashmir yang dikelola India yang menewaskan 26 orang dan yang dikutuk oleh Sekjen PBB itu sebagai serangan teror yang mengerikan.
"Ketegangan antara India dan Pakistan mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Saya mengutuk keras serangan teror mengerikan di Pahalgam pada 22 April. Sangat penting - terutama pada saat kritis ini - agar India dan Pakistan menghindari konfrontasi militer yang dapat dengan mudah lepas kendali," kata Guterres.
Akhir bulan lalu, Guterres berbicara secara terpisah dengan Perdana Menteri Pakistan Shebaz Sharif dan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dan menawarkan untuk mendukung upaya de-eskalasi, kata juru bicaranya.
Perang yang berlangsung sudah menelan sejumlah korban di kedua kubu. Selain militer, korban juga jatuh dari kalangan warga sipil.
Kashmir yang mayoritas Muslim diklaim sepenuhnya oleh India yang mayoritas Hindu dan Pakistan yang Islam, dengan masing-masing hanya menguasai sebagian wilayahnya dan telah berperang memperebutkannya.