UPdates—Seorang selebgram asal Indonesia ditahan junta militer Myanmar karena dituduh membiayai pemberontak di negara itu. Nasibnya saat ini belum jelas.
You may also like : 
Insiden Penembakan 5 WNI, DPR: Malaysia harus Terbuka, jangan Ada yang Ditutup-tutupi
Menanggapi hal itu, Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan bahwa negara memiliki kewajiban untuk melindungi seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang berada di daerah konflik. Tidak terkecuali kreator konten yang dilaporkan ditahan junta militer Myanmar tersebut.
You might be interested : 
Usai Cabuli Konten Kreator, Dokter di Malang Ngajak Nonton Bola, Korban Putuskan Bongkar Setelah Kasus Bandung dan Garut
Pernyataan ini disampaikannya Puan dalam konferensi pers di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 1 Juli 2025 sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari situs resmi DPR RI.
Politikus PDI-Perjuangan itu menekankan pentingnya perlindungan maksimal dari negara terhadap WNI yang berada di wilayah rawan konflik.
“Semua warga negara yang berada di daerah konflik tentu saja negara wajib untuk melindungi dan kemudian wajib untuk bisa mengevakuasi seluruh warga negara yang berada di daerah konflik,” ujar Puan.
Cucu Bung Karno itu menambahkan bahwa DPR RI telah meminta pemerintah, khususnya Kementerian Luar Negeri, untuk segera mengambil langkah konkret guna melacak dan menyelamatkan WNI tersebut.
“Kalau itu tadi ada satu content creator yang kemudian masih dicari atau belum, masih harus dievakuasi, itu harus menjadi tugas dari pemerintah untuk kemudian melindungi siapapun warga negara yang kemudian harus kita lindungi yang berada di luar negeri, apalagi kalau di daerah konflik,” tegasnya.
Puan menegaskan bahwa DPR akan terus memantau perkembangan kasus ini dan mendorong pemerintah untuk memastikan keselamatan seluruh WNI, tanpa terkecuali, yang berada di luar negeri dalam situasi berbahaya.
Informasi mengenai penahanan kreator konten Indonesia tersebut sebelumnya diungkapkan Anggota Komisi I DPR RI Abraham Sridjaja dalam rapat bersama Kementerian Luar Negeri pada Senin, 30 Juni 2025 kemarin.
Ia menyebutkan bahwa WNI itu kini dalam kondisi belum diketahui secara pasti dan tengah diupayakan evakuasinya.
“Ada satu warga negara kita di Myanmar yang ditahan oleh pemerintah Myanmar,” kata Abraham dalam rapat bersama Kemlu.
Anggota Fraksi Partai Golkar itu mengaku sudah berkomunikasi dengan Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha mengenai kasus ini.
“Dia dituduh bahwa dia mendanai pemberontak Myanmar. Anak muda, Pak. Umurnya seumuran saya, 33, masih muda. Padahal dia tidak ada niat untuk seperti itu,” ujarnya.
