UPdates—Pihak berwenang Prancis meningkatkan keamanan di Paris menjelang pertandingan UEFA Nations League Prancis kontra Israel pada Jumat, 15 November 2024, dini hari nanti. Mereka berharap menghindari terulangnya bentrokan dan kekerasan antara penduduk setempat dan penggemar sepak bola Israel seperti yang terjadi di Amsterdam, Belanda, minggu lalu.
You may also like : Arogan dan Rasis Jadi Penyebab Suporter Klub Israel Diserang di Amsterdam
Pertandingan Nations League di Stade de France berlangsung di saat yang menegangkan, dengan hubungan diplomatik antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dan pemimpin Israel Benjamin Netanyahu memburuk akibat perang genosida di Gaza.
You might be interested : Trump Minta Netanyahu Akhiri Perang Gaza sebelum Dilantik Jadi Presiden AS
Sekitar 4.000 polisi akan mengamankan pertandingan Prancis dan Israel. Menurut kepolisian Paris, mereka akan dikerahkan di stadion, di luar lapangan, dan di transportasi umum.
"Ini tindakan yang luar biasa, tiga hingga empat kali lebih besar dari yang biasanya kami kerahkan," kata kepala polisi Paris Laurent Nunez kepada radio RTL pada Rabu waktu setempat sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Asia One, Kamis, 14 Oktober 2024.
Ia menegaskan, untuk pertandingan ini, hanya bendera Prancis dan Israel yang diizinkan masuk ke dalam stadion.
Macron dilaporkan Reuters akan menghadiri pertandingan tersebut sebagai bentuk solidaritas. Sementara Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau mengatakan setelah bentrokan di Amsterdam tidak ada keraguan bahwa pertandingan akan tetap berlangsung sesuai rencana.
Namun, jumlah penonton kemungkinan akan rendah, dengan hanya 20.000 penggemar yang diperkirakan hadir di stadion berkapasitas 80.000 orang di utara Paris itu.
Kelompok pendukung Prancis Les Irreductibles Français melakukan survei di antara para anggotanya, yang menunjukkan 15 persen akan memboikot pertandingan karena perang Israel-Gaza. Sementara sekitar 30 persen menyebut "risiko keamanan."
Kemarahan atas perilaku Israel di Gaza meningkat di Prancis, rumah bagi komunitas Yahudi dan Muslim terbesar di Eropa. Laporan tentang tindakan anti-Semit meningkat sebesar 284 persen yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2023. Itu menurut komisi hak asasi manusia Prancis pada bulan Juni. Sementara tindakan anti-Muslim meningkat sekitar sepertiga.
Aurelien Bernheïm, salah seorang pendiri Gerakan untuk Yahudi Prancis, kelompok pemuda Zionis sayap kanan, mengatakan sekitar 30 anggota organisasinya akan menghadiri pertandingan ini.
"Tetapi saya tidak akan menyembunyikannya, banyak dari anak-anak muda ini takut untuk pergi karena mereka membayangkan gambar-gambar mengerikan dari Amsterdam," katanya.
Sedangkan Walid Attalah, presiden Asosiasi Palestina di Ile de France, mengatakan pertandingan itu seharusnya dibatalkan dan Israel diberi sanksi sejak awal.
"Rusia telah dilarang karena ada pendudukan Ukraina, itu ilegal, ada kejahatan perang, tetapi Israel tidak pernah dikenai sanksi atas apa yang dilakukannya," katanya.
Namun, beberapa pendukung mengabaikan kekhawatiran tersebut. "Saya tidak khawatir," kata Yannick Vanhee, yang memimpin asosiasi pendukung Prancis di Dunkirk.
Menurutnya, mereka selalu percaya pada aparat keamanan. "Pihak berwenang telah meningkatkan keamanan untuk acara-acara ini," tandasnya.
Minggu lalu, para penggemar sepak bola Israel dan penduduk setempat bentrok di Amsterdam setelah pertandingan Liga Europa antara Maccabi Tel Aviv dan Ajax. Dalam kejadian itu, sedikitnya lima warga Israel mengalami cedera.