UPdates—Houthi Yaman mengatakan mereka menyerang kelompok kapal induk Amerika dua kali dalam waktu 24 jam saat mereka bersiap untuk unjuk rasa besar dan pawai pada hari Senin setelah serangan AS menewaskan 53 orang di negara itu.
You may also like : Rusia Bantah Percakapan Telepon Putin dan Trump
Kelompok Houthi mengatakan mereka membalas dengan menembakkan 18 rudal dan satu pesawat nirawak ke kelompok kapal induk USS Harry S. Truman pada hari Minggu waktu setempat, sebelum melancarkan serangan kedua beberapa jam kemudian.
You might be interested : Amerika Bombardir Yaman, 31 Tewas dan 101 Terluka, Houthi Janji Membalas
Tidak ada komentar langsung dari Amerika Serikat tentang serangan yang diklaim oleh Houthi.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah ke Telegram, seorang juru bicara Houthi mengatakan serangan itu adalah balasan atas agresi Amerika yang terus berlanjut terhadap negara mereka.
Washington telah berjanji untuk terus menyerang Yaman sampai kelompok Houthi berhenti menyerang pengiriman barang di Laut Merah, dengan Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa ia akan menggunakan kekuatan mematikan yang sangat besar.
Setelah serangan ke kapal induk AS, Pemimpin Houthi Abdulmalik al-Houthi menyerukan unjuk rasa besar-besaran pada hari Senin, yang merupakan peringatan Perang Badar yang dipimpin Nabi Muhammad SAW pada abad ketujuh.
"Saya menyerukan kepada rakyat kita untuk keluar besok pada peringatan Pertempuran Badar dalam pawai sejuta orang di Sanaa dan seluruh provinsi," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi pada Minggu malam waktu setempat sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Business Recorder, Senin, 17 Maret 2025.
Seperti diketahui, Perang Badar terjadi pada abad ke-7 Masehi atau pada tahun 624 Masehi. Perang ini terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-2 Hijriah.