Ilustrasi serangan siber (Foto: X)

Setiap Hari, Tiongkok Lakukan 2,4 Juta Serangan Siber ke Pemerintah Taiwan

6 January 2025
Font +
Font -

UPdates—Serangan siber terhadap pemerintah Taiwan meningkat dua kali lipat pada tahun 2024. Biro Keamanan Nasional Taiwan menyebut ada rata-rata 2,4 juta serangan per hari dengan sebagian besar diluncurkan oleh pasukan siber Tiongkok.

You may also like : mh370 ausafMalaysia Lanjutkan Pencarian Pesawat MH370, Hilang 10 Tahun Lalu, Penumpang 227 Orang

Taiwan dalam beberapa tahun terakhir mengeluhkan tentang apa yang dilihatnya sebagai "gangguan zona abu-abu" Tiongkok pada saat Beijing meningkatkan tekanan militer dan politik untuk memaksa pulau yang diperintah secara demokratis itu menerima klaim kedaulatannya. Gangguan tersebut mulai dari latihan militer harian dan balon udara di dekat Taiwan hingga serangan siber.

Menurut laporan Biro Keamanan Nasional, pada 2023,  Jaringan Layanan Pemerintah Taiwan, atau GSN mendapat rata-rata 1,2 juta serangan harian. Sementara di 2024, angkanya naik dua kali lipat menjadi rata-rata 2,4 juta serangan setiap hari.

Biro tersebut memberikan rincian langka tentang serangan tersebut, yang sebagian besar dikaitkan dengan pasukan siber Tiongkok, dengan telekomunikasi, transportasi, dan pertahanan sebagai target utama.

"Meskipun banyak dari serangan tersebut telah dideteksi dan diblokir secara efektif, peningkatan jumlah serangan menunjukkan sifat aktivitas peretasan Tiongkok yang semakin parah," kata laporan itu dikutip Reuters sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari The Straits Times, Senin, 6 Januari 2025.

Tiongkok secara rutin menyangkal terlibat dalam serangan peretasan tetapi sering dituduh oleh pemerintah asing, terutama Amerika Serikat, yang minggu lalu mengatakan peretas Tiongkok mencuri dokumen dari Departemen Keuangan AS.

Laporan Taiwan mengatakan Tiongkok meluncurkan beberapa serangan bertepatan dengan latihan militer Tiongkok di sekitar pulau itu, termasuk serangan penolakan layanan terdistribusi yang dirancang untuk mengganggu akses ke halaman web lembaga transportasi dan keuangan Taiwan.

Langkah itu, kata laporan tersebut, dimaksudkan untuk "mengintensifkan efek pelecehan dan intimidasi militer".

Beijing menggelar dua putaran latihan besar di sekitar Taiwan pada tahun 2024 untuk menekan Taipei, satu pada bulan Mei dan satu pada bulan Oktober, yang masing-masing dijuluki Joint Sword - 2024A dan B.

China juga menargetkan email pegawai negeri sipil Taiwan dan melancarkan serangan termasuk rekayasa sosial dalam upaya mencuri informasi rahasia.

Laporan tersebut menambahkan bahwa pasukan siber China menggunakan teknik termasuk ancaman persisten tingkat lanjut dan perangkat lunak pintu belakang untuk mencoba menyusup dan membahayakan infrastruktur utama Taiwan termasuk jalan raya dan pelabuhan.

"Upaya semacam itu berupaya mengganggu operasi pemerintah Taiwan, serta memperoleh keuntungan di bidang politik, militer, teknologi, dan ekonomi," kata laporan itu.

Font +
Font -