UPdates—Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Hari ini, grup band musik legendaris Indonesia, Slank bersedih. Sang manajer sekaligus ibunda pendiri Slank, Bimbim, Iffet Veceha Sidharta berpulang. Sosok yang selama ini dikenal khalayak dengan sapaan Bunda Iffet menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Asri, Jakarta Selatan di usia 87 tahun pada Sabtu, 26 April 2025, pukul 23.42 Wita.
Kepergian Bunda Iffet adalah kehilangan yang sangat besar bagi Slank dan para Slankers, penggemar grup band yang berdiri pada tanggal 26 Desember 1983 itu.
Bunda Iffet bukan sekadar ibu tapi malaikat penjaga dan bidadari penolong Slank. Tanpa Bunda Iffet, kita mungkin tidak akan bisa menikmati lagu-lagu hits mereka selama 41 tahun.
Dia adalah sosok penyelamat Slank yang telah membantu Bimbim dan personel Slank lainnya lepas dari ketergantungan narkoba yang hampir saja menghancurkan band itu pada tahun 1990-an.
Slank sempat terpecah-belah dan hampir bubar saat Bimbim dan Kaka dikabarkan kecanduan narkoba. Saat itu, mereka harus berpisah dengan personel lawas lainnya, Bongky, Pay, dan Indra. Ada yang menyebut mereka dikeluarkan dari Slank. Sementara klaim lain menyatakan ketiganya mengundurkan diri karena tak mau lagi bekerja sama dengan para pengguna narkoba.
Itu adalah titik krusial bagi Slank. Mereka hampir bubar dan bahkan sempat sampai diancam dibunuh oleh fans. Bimbim dan Kaka kala itu benar-benar terpuruk.
Di tengah masalah yang sudah begitu berat, Bunda Iffet muncul membawa cahaya dan mencoba untuk menerangi jalan gelap yang tengah diarungi Slank saat itu.
Sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari sejumlah sumber, Bunda Iffet saat itu sangat sedih dengan kondisi Bimbim. Karena tak ingin putranya terus menerus ketergantungan narkoba dan menghancurkan kariernya, Bunda Iffet turun tangan langsung mengurusi Slank. Ia menggantikan posisi manajer Slank sebelumnya, Wiwid pada 1996.
Itu bukanlah pekerjaan mudah. Membuat Bimbim dan ponakannya, Kaka berhenti mengonsumsi obat-obatan terlarang tidak bisa hanya dengan nasihat dan statusnya sebagai ibu.
Pada Februari 1997, Slank merilis album studio keenam mereka, "Lagi Sedih". Album itu sengaja dinamakan "Lagi Sedih", sebab dalam pembuatan album pertama di era Bunda Iffet sebagai manajer, Slank ditinggalkan Bongky, Pay, dan Indra. Untuk mengisi kekosongan personel yang pergi, Reynold (Additional Guitar), dan Ivanka (Additional Bass) bergabung membantu.
Album ini berisi 16 lagu yang proses rekamannya dilakukan di Dapur Musik Slank, Potlot Jakarta. Hits single dari album ini yang berhasil mengangkat kembali nama Slank adalah lagu "Tonk Kosong" dan "Foto Dalam Dompetmu". Selain itu, di album ini juga ada lagu "Bersama Kita Menangis" yang salah satu liriknya "yang lagi sedih" menjadi nama album mereka.
Album ini sukses dan menjadi salah satu persembahan terbaik Slank untuk para Slankers. Tapi itu tak menyelesaikan masalah mereka. Bimbim dan Kaka yang menggunakan narkotika sejak 1994 yang dimulai dengan pil saat itu sudah berkenalan dengan putau, salah satu jenis narkoba yang membunuh banyak penggunanya.
Bimbim dan Kaka mulai menggunakan putau yang sangat berbahaya setelah terbujuk rayuan temannya di Bali dan akhirnya ketagihan. Sejak itu, keduanya berubah.
Meski mereka segan pada Bunda Iffet, namun Bimbim dan Kaka yang sudah telanjur ketagihan terus 'make' dengan mengumpet-ngumpet.
Bagi Bunda Iffet, itu adalah pengalaman tersulit dalam hidupnya. Apalagi saat keduanya sedang sakau atau ketagihan dan berubah menjadi sosok yang gampang marah.
Namun, setelah melewati berbagai macam peristiwa, usaha tak kenal menyerah dan kesabaran Bunda Iffet akhirnya membuahkan hasil. Setelah empat tahun berjuang, pada tahun 2000, Bimbim dan Kaka sepenuhnya lepas dari jeratan narkoba. Saat itu, Ivanka (Bass), Ridho (Gitar), Abdee (Gitar) sudah bergabung di Slank dan sudah merilis album ke-7 mereka, "Tujuh" pada 1998.
Ivan juga sempat menjadi pemakai. Akan tetapi, ia tidak separah Bimbim dan Kaka. Sedangkan Ridho dan Abdee bersih. Mereka sama sekali tidak pernah menggunakan narkoba.
Keberhasilan Bunda Iffet membantu Bimbim dan Kaka serta menyelamatkan Slank berawal pada 1999. Bimbim tiba-tiba minta tolong ke Bunda Iffet dan mengaku ingin sembuh. Bunda Iffet kemudian membawa Bimbim dan Kaka berobat ke seorang bernama Teguh Wijaya di Pulomas, Jakarta.
Dengan obat China berharga jutaan, keduanya akhirnya sembuh meski Bimbim sempat lepas dari pengawasan dan menelepon bandar putau yang membuat Bunda Iffet harus berteriak memanggil polisi yang ia sewa. Bandar itu lari terbirit-birit dan sejak itu tak lagi berani menjual barang haram tersebut kepada Bimbim dan Kaka.
Pada beberapa kesempatan, Bimbim menyebut Bunda Iffet sebagai sosok ibu, manajer, dan juga bidadari penyelamat Slank.
Kini, tugas Bunda Iffet menjaga Slank sudah selesai. Minggu, 27 April 2025, pukul 13.30 Wita siang ini, setelah salat Zuhur, ia akan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat, tepatnya di Blok AA1, Blad 042.
Bunda Iffet akan menghadap pemilik-Nya. Dan, seperti nama album keenam mereka saat mulai ditangani Bunda Iffet, Slank dan Slankers hari ini lagi sedih dan menangis bersama karena sang bidadari penyelamat telah pergi.