Israel membunuh banyak jurnalis di Gaza. (Foto: Anadolu)

Sudah 246 Jurnalis Tewas di Gaza, Jurnalis Foto Reuters Mundur

26 August 2025
Font +
Font -

UPdates—Jurnalis foto Kanada, Valerie Zink  mengundurkan diri setelah delapan tahun bekerja di Reuters.

You may also like : images (1)Pasca Kesepakatan Gencatan Senjata, Israel Bombardir Gaza dan Tewaskan 82 Orang

Ia mengkritik sikap kantor berita tersebut terhadap Gaza sebagai pengkhianatan terhadap jurnalis dan menuduhnya membenarkan dan memungkinkan pembunuhan 245 jurnalis di wilayah Palestina tersebut.

You might be interested : hamas anadoluPesan Video Sandera AS di Gaza ke Trump: Saya tak Mau Mati, jangan Ulang Kesalahan Biden

Satu jurnalis Palestina lainnya tewas akibat serangan tentara Israel di Gaza pada Senin, sehingga jumlah jurnalis yang tewas dalam serangan Israel bertambah menjadi 246 orang sejak Oktober 2023, kata otoritas setempat pada Senin.

Hassan Douhan, seorang jurnalis harian Palestina Al-Hayat Al-Jadida, kehilangan nyawanya dalam serangan Israel di daerah Al-Mawasi, Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Kantor media Gaza mengatakan kasus kematian terbaru ini membuat jumlah jurnalis Palestina yang tewas dalam serangan Israel sejak Oktober 2023 bertambah menjadi 246 jiwa.

"Saat ini, mustahil bagi saya untuk mempertahankan hubungan dengan Reuters mengingat perannya dalam membenarkan dan memungkinkan pembunuhan sistematis 245 jurnalis di Gaza," ujar Zink, Selasa, 26 Agustus 2025 di akun X pribadinya, @valeriezink sebagaimana dipantau keidenesia.tv.

Zink mengatakan ia bekerja sebagai reporter Reuters selama delapan tahun, dengan foto-fotonya dipublikasikan oleh banyak media, termasuk The New York Times, Al Jazeera, dan media lainnya di seluruh dunia.

Ia mengkritik laporan Reuters setelah pembunuhan Anas Al-Sharif dan kru Al Jazeera di Gaza, menuduh agensi tersebut memperkuat klaim Israel yang sepenuhnya tidak berdasar bahwa Al-Sharif adalah seorang agen Hamas.

"Yang merupakan salah satu dari sekian banyak kebohongan yang dengan patuh diulang-ulang dan dibesar-besarkan oleh media seperti Reuters," ujarnya.

"Saya menghargai pekerjaan yang saya berikan kepada Reuters selama delapan tahun terakhir, tetapi saat ini saya tidak bisa membayangkan mengenakan kartu pers ini selain dengan rasa malu dan duka yang mendalam," lanjut Zink.

Zink juga menekankan bahwa kesediaan kantor berita tersebut untuk melestarikan propaganda Israel tidak menghindarkan para reporter mereka dari genosida Israel.

"Saya tidak tahu apa artinya mulai menghormati keberanian dan pengorbanan para jurnalis di Gaza, yang paling berani dan terbaik yang pernah hidup, tetapi ke depannya saya akan mengarahkan kontribusi apa pun yang dapat saya berikan dengan mengingat hal itu," tegas Zink, merenungkan keberanian para jurnalis Gaza.

"Saya berutang budi kepada rekan-rekan saya di Palestina setidaknya sebanyak ini, dan jauh lebih banyak lagi," tambahnya.

Mengacu pada terbunuhnya enam jurnalis lainnya, termasuk juru kamera Reuters Hossam Al-Masri, dalam serangan Israel pada hari Senin di rumah sakit Nasser di Gaza, Zink mengatakan itu adalah apa yang dikenal sebagai serangan "ketuk ganda".

"Di mana Israel mengebom target sipil seperti sekolah atau rumah sakit; menunggu petugas medis, tim penyelamat, dan jurnalis tiba; lalu menyerang lagi," jelasnya.

Digarisbawahi Zink, media Barat secara langsung bertanggung jawab atas terciptanya kondisi yang memicu peristiwa-peristiwa ini, mengutip Jeremy Scahill, yang mengatakan bahwa media-media besar—dari New York Times hingga Reuters—telah menjadi jalur propaganda Israel, menyucikan kejahatan perang, merendahkan martabat korban, dan mengabaikan rekan-rekan mereka serta komitmen mereka terhadap pelaporan yang benar dan etis.

Zink yang di bio X-nya tertulis sebagai fotografer lepas mengatakan bahwa media-media Barat, dengan mengulang-ulang rekayasa genosida Israel tanpa memastikan kredibilitasnya dan mengabaikan tanggung jawab jurnalistik dasar.

Itu menurutnya telah memungkinkan pembunuhan lebih banyak jurnalis di Gaza dalam dua tahun dibandingkan jumlah total korban gabungan dalam konflik-konflik global besar, sekaligus berkontribusi pada penderitaan penduduk.

Kematian baru di antara personel media di Gaza membuat jumlah jurnalis Palestina yang tewas dalam serangan Israel sejak Oktober 2023 menjadi 246.

Sebagaimana dilansir dari Anadolu, Israel telah membunuh lebih dari 62.700 warga Palestina di Gaza sejak Oktober 2023. Kampanye militer telah menghancurkan wilayah kantong tersebut, yang kini menghadapi kelaparan.

November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di wilayah kantong tersebut.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

20110413t0900 pope john paul ii life 1185595

Pope John Paul II

"Perang adalah kekalahan bagi kemanusiaan."
Load More >