UPdates—Seorang wanita di India dijatuhi hukuman penjara seumur hidup setelah dinyatakan bersalah membunuh putrinya yang masih remaja karena berbohong tentang nilai bagus meskipun tidak lulus ujian.
You may also like : Sehari, Dua Pejabat Tinggi Rusia Jatuh dari Jendela Gedung
Bhimaneni Padmini Rani, 59, dari Bengaluru di negara bagian selatan Karnataka, menikam putrinya yang berusia 17 tahun, Sahiti Shivapriya, beberapa kali pada 29 April 2024.
You might be interested : Jepang Gagas "NATO Asia"
Sahiti mendapat tekanan untuk berprestasi dalam ujian Pra-Universitas (PUC) tahun keduanya, tetapi dia gagal dalam lima ujian.
Namun, dia memberi tahu ibunya bahwa dia telah lulus ujian dengan nilai 95 persen.
Rani yang sudah memberi tahu kerabatnya bahwa putrinya kemungkinan akan diterima di universitas Amerika Serikat (AS) sangat marah ketika mengetahui bahwa Sahiti ternyata tidak lulus dalam lima ujian, bukan satu, setelah menelepon salah satu teman putrinya.
"Saya telah membanggakan kepada saudara-saudara saya dan kerabat lainnya bahwa Shaiti memperoleh nilai 95 persen dan akan terbang ke AS untuk melanjutkan studi," katanya seperti dikutip dalam surat dakwaan yang diajukan oleh polisi, menurut Times of India sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Independent, Jumat, 11 April 2025.
"Jika mereka tahu kenyataan itu, saya akan menghadapi penghinaan," katanya, seraya menambahkan bahwa ia juga memutuskan untuk bunuh diri. Rani terluka dalam insiden itu tetapi pulih setelah menerima perawatan di rumah sakit.
Insiden itu adalah contoh terbaru dari budaya akademis yang menghukum di India, di mana kegagalan dipandang sebagai bentuk aib dalam masyarakat.
Data terbaru dari National Crime Records Bureau (NCRB) untuk tahun 2022 melaporkan bahwa 13.044 pelajar meninggal karena bunuh diri di India pada tahun 2021, yang mencakup 7,6 persen dari total kasus bunuh diri tahun itu.
Tingkat bunuh diri pelajar di India telah meningkat secara mengkhawatirkan dari tahun ke tahun, melampaui pertumbuhan populasi negara itu dan tren bunuh diri yang lebih luas.
Sebuah laporan berdasarkan data NCRB mengungkapkan bahwa bunuh diri pelajar telah tumbuh pada tingkat 4 persen, dua kali lipat dari rata-rata nasional, selama dua dekade terakhir.
“Insiden bunuh diri pelajar terus melampaui tingkat pertumbuhan populasi dan tren bunuh diri secara keseluruhan. Selama dekade terakhir, sementara populasi usia 0-24 tahun berkurang dari 582 juta menjadi 581 juta, jumlah bunuh diri pelajar meningkat dari 6.654 menjadi 13.044,” kata laporan yang disusun oleh lembaga IC3.