UPdates - Pemerintah terus mengenjot penanaman jagung seluas 1 juta hektare untuk program swasembada pangan dalam waktu singkat. Sebanyak 10 ribu hekatre diantaranya berada di Sulawesi Selatan (Sulsel).
You may also like : Densus 88 Nimbrung di Urusan Swasembada Pangan, Kok Bisa?
Hal tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof. Fadjry Djufry saat mengikuti Rapat Koordinasi yang dipimpin oleh Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman secara virtual, Senin, 13 2025.
You might be interested : Densus 88 Nimbrung di Urusan Swasembada Pangan, Kok Bisa?
"Dan Sulsel ini untuk pertama ditarget sepuluh ribu hektare," ungkap Prof Fadjry Djufry dikutip Keidenesia dari laman resmi Pemprov Sulsel, Selasa, 14 Januari 2025.
Djufry mengungkapkan, daerah yang menjadi sasaran di Sulsel adalah wilayah Kaupaten Jeneponto. Dia pun berharap target yang dicanangkan Presiden RI, Prabowo Subianto bisa berjalan sesuai target.
"Nantinya kita akan launching di Kabupaten Jeneponto pada tanggal 15 Januari 2025 mendatang, dan semoga berhasil sehingga target-target yang diberikan selesai. Dan kita akan sukseskan program dari Bapak Presiden RI terkait dengan ketahanan pangan," ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran mengingatkan pentingnya pencapaian swasembada pangan. Hal ini sebagaimana yang telah diinstruksikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada 9 Desember 2024 lalu, untuk mencapainya dalam waktu sesingkat-singkatnya.
"Kemarin, saya dengan Bapak Kapolri berdiskusi tentang pencapaian swasembada pangan jagung di tahun 2025. Dalam diskusi dengan beliau, kita akan tanam perdana dan rencananya hari Rabu, tanggal 15 Januari 2025," ucap Andi Amran.
Andi Amran juga menyampaikan apresiasi kepada Kepolisian yang telah berperan aktif dalam mengawal distribusi pupuk subsidi, yang beberapa di antaranya diselewengkan atau berupa pupuk palsu.
Dia mengatakan, ada sekitar 27 perusahaan yang terlibat dalam distribusi pupuk palsu, termasuk lima yang terbukti memproduksi pupuk palsu. Akibatnya, total kerugian diperkirakan mencapai Rp3,2 triliun.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada kepolisian yang telah mengawal swasembada pangan secara umum, khususnya jagung. Dimana, ada beberapa volume pupuk subsidi yang diselewengkan dan pupuk palsu kami juga monitor itu yang berada di Jawa Barat, Kalimantan Selatan, dan beberapa daerah lainnya," ungkap Andi Amran.
Andi Amran juga menyoroti tantangan yang dihadapi petani Indonesia akibat fenomena iklim ekstrim, seperti El Nino dan La Nina, yang menyebabkan penderitaan bagi para petani. Menurutnya, dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 3 Tahun 2011, semua pihak terkait, termasuk kepolisian, TNI, dan Kemendagri, harus berperan aktif dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
"Saat ini terjadi El Nino, La nina, dan itu membuat para petani menderita dengan El Nino yang begitu keras. Dan itu terjadi di seluruh belahan dunia, bukan saja di Indonesia," terangnya.