UPdates—Korea Selatan (Korsel) mengonfirmasi bahwa mereka telah melepaskan tembakan peringatan ke arah tentara Korea Utara (Korut) yang sempat melintasi perbatasan yang dijaga ketat antara kedua negara, awal pekan ini.
You may also like : Warga Korut Wajib Setor Tinja 498 Kg, Picu Pencurian di WC Umum dan Perkelahian Tetangga
Media pemerintah Korea Utara menyebut tembakan tersebut sebagai provokasi yang disengaja dan Pyongyang menuduh Seoul mempertaruhkan ketegangan yang tak terkendali.
You might be interested : Heroik! Bocah 9 Tahun Selamatkan Ibunya yang Serangan Jantung Tengah Malam dengan Aksi CPR
Insiden tersebut dipublikasikan ketika Presiden Korea Selatan yang baru, Lee Jae Myung, meninggalkan Seoul untuk mengunjungi Tokyo dan Washington pada hari Sabtu, 23 Agustus 2025.
Pyongyang telah meningkatkan tekanan dalam beberapa pekan terakhir, dengan adik perempuan pemimpin Korut, Kim Jong Un menolak upaya rekonsiliasi yang digagas pemerintahan Lee.
Insiden tersebut terjadi di tengah upaya berkelanjutan Korea Utara sejak tahun lalu untuk menutup perbatasannya secara permanen dengan Korea Selatan.
Sebidang tanah tak bertuan yang disebut Zona Demiliterisasi (DMZ) memisahkan Korea Utara dan Selatan, dengan intrusi yang sering kali meningkatkan ketegangan. Perbatasan DMZ tidak berpagar dan rambu-rambu lalu lintas tertutup oleh semak belukar yang lebat.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa beberapa pasukan Korea Utara yang bertugas di wilayah perbatasan melintasi garis demarkasi militer antara kedua negara sekitar pukul 15.00 waktu setempat di Seoul pada hari Selasa waktu setempat.
Para prajurit kemudian bergerak kembali ke utara garis tersebut, tambah JCS sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari BBC News, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Menurut media pemerintah, Letnan Jenderal Angkatan Darat Korea Utara Ko Jong Chol mengatakan militer Seoul menggunakan senapan mesin untuk melepaskan lebih dari 10 tembakan peringatan ke arah tentaranya.
"Ini adalah langkah awal yang sangat serius yang mau tidak mau akan mendorong situasi di wilayah perbatasan selatan, di mana sejumlah besar pasukan ditempatkan dalam konfrontasi satu sama lain, ke fase tak terkendali," katanya.
Pyongyang meremehkan Seoul yang telah berkampanye untuk meningkatkan hubungan antar-Korea setelah Lee menang dalam pemilihan umum bulan Juni.
Militer Korea Selatan mengatakan akhir bulan itu bahwa mereka telah menangguhkan siaran propaganda pengeras suara melintasi perbatasan ke Korea Utara, sebagai bagian dari upaya untuk memulihkan kepercayaan antara kedua belah pihak.
Pyongyang menganggap siaran propaganda pengeras suara sebagai tindakan perang dan telah mengancam akan meledakkannya di masa lalu.
Kedua Korea telah terpecah sejak berakhirnya Perang Korea pada tahun 1953. Mereka tidak menandatangani perjanjian damai dan oleh karena itu secara teknis masih berperang sejak saat itu, meskipun sudah bertahun-tahun sejak kedua belah pihak saling menembaki.