UPdates—Kementerian Luar Negeri China memperingatkan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. agar tidak bermain api terkait pernyataannya baru-baru ini tentang Taiwan.
You may also like : 10 Negara yang Warganya Paling Doyan Seks, Yunani Teratas, Malaysia ke-7
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan bahwa hanya ada satu Tiongkok di dunia, dan Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari negara itu.
You might be interested : Wapres Filipina Sara Duterte Akui Perintahkan Bunuh Presiden Marcos jika Dia Dibunuh
"Kami mendesak Filipina untuk sungguh-sungguh mematuhi prinsip satu Tiongkok dan semangat Komunike Tiongkok-Filipina tentang Pembentukan Hubungan Diplomatik dan menahan diri untuk tidak bermain api dalam isu-isu yang menyangkut kepentingan inti Tiongkok," kata kementerian tersebut sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari AA.com, Jumat, 8 Agustus 2025.
Reaksi keras China muncul setelah Presiden Filipina mengatakan bahwa Manila tidak bisa tinggal diam jika terjadi konflik antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) terkait Taiwan karena letak geografis Filipina dan keberadaan warga negara Filipina di pulau tersebut.
Dalam beberapa wawancara selama kunjungannya ke India, Marcos mengatakan bahwa konflik Selat Taiwan akan segera menjadi masalah kemanusiaan dan akan memaksa negaranya untuk memobilisasi semua sumber daya guna mengevakuasi warga negaranya.
Kementerian Luar Negeri China menekankan bahwa masalah Taiwan adalah urusan internal Tiongkok dan tidak dapat diganggu gugat oleh pihak lain.
"Bagaimana menyelesaikan masalah Taiwan adalah urusan rakyat Tiongkok sendiri dan tidak dapat diganggu gugat oleh pihak lain," tegas Kementerian.
Pihak Beijing mengatakan bahwa para pemimpin Filipina telah dengan jelas menyatakan kepada Tiongkok bahwa negara mereka berpegang teguh pada kebijakan satu Tiongkok. Tetapi Filipina kini mengingkari janjinya.
Mereka menuduh Filipina mengabaikan konsekuensinya dan terus terlibat dalam kata-kata dan tindakan yang keliru dan provokatif.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok dan Kedutaan Besar Tiongkok di Manila juga telah mengajukan pernyataan resmi terkait masalah ini.