UPdates—Topan Yinxing menerjang ujung timur laut Filipina, menumbangkan pepohonan dan menerbangkan material bangunan, hanya beberapa minggu setelah badai lain yang menewaskan sedikitnya 150 orang.
You may also like : 2024 Menjadi Tahun Terpanas yang Pernah Tercatat
Badai ini adalah badai ke-13 yang menghantam kepulauan Asia Tenggara yang rawan bencana tahun ini.
Pejabat bencana provinsi Rueli Rapsing menyebut lebih dari 21.000 orang di 200 desa di provinsi Cagayan dievakuasi beberapa jam sebelum pendaratan badai pada sore hari.
"Ada puing-puing beterbangan di mana-mana. Di Gonzaga, seluruh gerai hamburger terbang dan angin kencang menerjang pintu-pintu toko di pasar umum," kata Rapsing sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari ABC News, Kamis, 7 November 2024.
Yinxing adalah badai ketiga dalam waktu kurang dari sebulan yang mengancam Filipina setelah Badai Tropis Trami dan Topan Besar Kong-rey bersama-sama menewaskan 158 orang.
Rapsing mengatakan Topan Yinxing telah menumbangkan pohon-pohon dan ada laporan bahwa kantor polisi Santa Ana telah rusak. Sejauh ini, belum ada korban yang dilaporkan.
Petugas penyelamat provinsi memantau dengan saksama kemungkinan tanah longsor, banjir, dan luapan sungai di provinsi tersebut, dengan gelombang badai juga menjadi perhatian di Ilocos Norte dan Cagayan.
Hujan deras turun di jalan, dengan pohon-pohon tumbang dan dedaunan menghalangi jalan.
Pejabat bencana di provinsi pegunungan Apayao mengatakan hampir 500 orang telah dievakuasi.
"Kami benar-benar memprioritaskan evakuasi pencegahan karena kami ingin tidak ada kematian di Apayao," kata pejabat bencana provinsi Aldrin Agmata.
Badan cuaca negara mengatakan Yinxing akan melewati pantai utara pulau utama Luzon pada Kamis malam sebelum bergerak ke Laut Cina Selatan pada Jumat.
Sekolah telah diliburkan di banyak daerah di utara dan Presiden Ferdinand Marcos Jr. telah menempatkan semua lembaga pemerintah dalam siaga tinggi.
"Ingat, setiap kehidupan itu penting jadi kita harus selalu siap," kata Marcos dalam sebuah pernyataan.
Kematian dan kehancuran akibat badai baru-baru ini di Filipina mendorong Presiden Ferdinand Marcos Jr. untuk mengumumkan hari berkabung nasional pada Senin ketika ia mengunjungi provinsi yang paling parah dilanda bencana, Batangas, tempat sedikitnya 61 orang meninggal.