Ilustrasi pelecehan (Foto via Yayasan Kesehatan Perempuan)

Usai Cabuli Konten Kreator, Dokter di Malang Ngajak Nonton Bola, Korban Putuskan Bongkar Setelah Kasus Bandung dan Garut

17 April 2025
Font +
Font -

UPdates—Kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang dilakukan dokter terus bermunculan. Setelah kejadian di Bandung dan Garut, kini muncul lagi kasus di Malang.

You may also like : puan maharani dprEks Kapolres Ngada harus Dihukum Berat, Ketua DPR: Tidak Boleh Ada Toleransi

Kasus dugaan pelecehan yang dilakukan dokter di Malang mencuat setelah seorang perempuan asal Jawa Barat, berinisial Q (32), mengunggah kronologi kejadian tersebut di akun Instagram pribadinya, @qorryauliarachmah.

You might be interested : penjual es teh 1Dipermalukan Gus Miftah, Nasib Penjual Es Teh Berubah dalam Hitungan Jam, Dapat Uang Ratusan Juta, Hadiah Umrah, dan Beasiswa

Pelecehan yang diduga dilakukan dokter berinisial YA tersebut terjadi saat konten kreator itu dirawat di Rumah Sakit Persada Hospital Malang pada 27 September 2022 lalu.

Pada saat itu korban sedang berlibur ke Malang dan mengalami sakit pada 26 September 2022 sekitar pukul 02.00 Wita, dini hari. Ia kemudian berobat ke RS Persada di Kecamatan Blimbing dan masuk lewat Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Saat itu, ia diperiksa dokter YA dan sempat diinfus. Hasil pemeriksaan, korban didiagnosa mengalami sinusitis dan vertigo berat sehingga harus dilakukan pemeriksaan rontgen.

Karena hasil rontgen tersebut tidak langsung keluar, korban harus menunggu. Dokter YA kemudian mengarahkan korban ke suster dan meminta memberikan nomor kontak WhatsApp. Alasannya agar pihak RS bisa mengirimkan hasil rontgen. Setelah itu, korban diperbolehkan pulang.

Korban pada hari yang sama kembali ke rumah sakit karena kondisinya belum membaik. Ia masuk RS pada malam hari dan diobservasi sebelum dipindahkan ke ruangan kamar VIP.

Keesokan harinya atau pada 27 September 2022, hasil rontgennya keluar. Itu disampaikan langsung oleh dokter YA lewat WhatsApp.

Meski aneh karena hasil rontgen dikirim bukan lewat admin RS, awalnya, korban mencoba berpikir positif. Namun, dokter YA malah semakin intens mengirim pesan. Bahkan, pesannya mulai mengarah ke hal-hal pribadi.

Lalu, tiba-tiba dokter YA datang melakukan kunjungan ke kamarnya dengan membawa stetoskop. Saat itu, korban sedang dijenguk temannya.

Saat teman korban pulang, dokter YA mendadak menutup seluruh gorden kamar. Setelah itu, ia menyuruh korban membuka baju. Tak sampai di situ, dokter itu juga menyuruh korban membuka bra.

Di tengah kebingungan dan perasaan ketakutan yang mulai muncul, korban menuruti perintah dokter itu. Saat itulah, pelecehan terjadi. Dokter YA melakukan pemeriksaan dengan cara menempelkan stetoskop ke bagian dada kiri dan kanan sekaligus menyentuh area sensitif korban.

Tak sampai di situ, terduga pelaku mengeluarkan HP. Korban menduga sang dokter mencoba merekam kondisinya karena HP mengarah ke area dadanya. Ia pun buru-buru menarik bajunya ke atas. Dokter itu pergi setelah ia mengatakan kalau dirinya sudah ingin tidur.

Dalam unggahan di instagramnya, korban mengaku memberanikan diri untuk berbicara karena melihat banyaknya kasus yang melibatkan dokter yang muncul belakangan ini.

"Bismillah, disini aku beraniin buat speak up pengalaman tidak mengenakan yang terjadi di tahun 2022. Karena ramainya berita kasus-kasus dokter C*BUL yang semakin marak. Semoga tidak ada korban selanjutnya," tulisnya sebagaimana dipantau keidenesia.tv, Kamis, 17 April 2025.

Ia mengaku mengingat semua kejadian dengan baik. Termasuk pelaku yang seolah merasa tidak bersalah dan mengajaknya menonton bola setelah melecehkan dirinya.

"Ini kejadian persis sebelum tragedi stadion Kanjuruhan. Karna dokter tersebut sesudah kejadian masih sempet-sempetnya ngajakin nonton bola di Kanjuruhan," bebernya.

Korban dalam unggahannya membagikan foto terduga pelaku dan meminta semua korban untuk berani berbicara.

"Ini pelakunya. Jadi buat kalian semua, terutama cewek-cewek, aku mohon kalian kalau udah rasa ada yang gak beres, lawan, jangan takutan kayak aku. Jujur, ngetik ini gemetaran," ujarnya.

Di unggahan lainnya, korban menyampaikan perkembangan masalah itu dan berterima kasih ke publik yang memberinya dukungan.

"InsyaAllah kabar terbaru apapun akan selalu saya update, sekali lagi terimakasih yang sudah support dan kalian banyak juga yang speakUp," tulisnya.

Supervisor Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty Simanungkalit, S.Si., MMRS kepada wartawan membenarkan YA adalah dokter di Persada Hospital dan telah dinonaktifkan sementara sambil menunggu proses investigasi internal yang sedang berjalan.

Sylvia menegaskan, mereka menentang dengan tegas segala bentuk pelanggaran etik dan akan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku jika memang terbukti bersalah.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

capture

Frank Sinatra

"The best revenge is massive success."
Load More >