UPdates - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), menyesalkan aksi viral dua pria yang tertangkap saling berciuman di sebuah tempat hiburan malam (THM) di Makassar, Sulawesi Selatan. Menyikapi kejadian tersebut, Appi mendorong pembentukan peraturan daerah (perda) anti-LGBT guna mencegah perilaku yang dinilainya menyimpang.
You may also like : 
Bareskrim: THM jangan Coba-coba Pesta Narkoba di Malam Tahun Baru
"Kami akan mendorong adanya perda LGBT, supaya ini benar-benar, minta maaf yah bukan menyangkut ini itu, tapi kan ini sudah mempertontonkan di muka umum. Tidak bagus bagi generasi kita," ujar Appi dalam keterangannya yang dilihat Keidenesia, Sabtu, 26 April 2025.
You might be interested : Bareskrim: THM jangan Coba-coba Pesta Narkoba di Malam Tahun Baru
Usulan pembuatan perda anti-LGBT itu buntut dari video aksi ciuman sesama jenis di tempat THM Helens Play Mart viral di media sosial. Alhasil Pemerintah Kota Makassar telah menyegel sementara THM tersebut setelah satuan Tugas Pengawas Perizinan menemukan sejumlah pelanggaran.
Menurut Appi, pihaknya telah menerima sejumlah laporan terkait aktivitas tidak senonoh di sejumlah THM di Makassar. Salah satunya laporan yng menyebut adanya insiden seorang perempuan berhijab yang dicekoki minuman keras.
"Lalu ada lagi yang viral perempuan. Minta maaf, perempuan pakai jilbab dicekoki miras. Apa ini? Yang izin-izin seperti ini, harus ditertibkan," tegasnya.
Appi menegaskan, pengelola tempat hiburan harus bertanggung jawab terhadap operasional dan aktivitas di dalamnya. Meskipun telah mendapat izin kata dia, pengelola THM wajib menaati aturan serta norma sosial yang berlaku.
"Diberi izin, silakan. Tapi tidak harus seperti ini bentuknya. Apa yang ingin kita capai dari tempat hiburan yang seperti ini? Saya harap proses penertiban berjalan sesuai regulasi," ujarnya.
DIA menambahkan, pembangunan akhlak dan moral masyarakat, khususnya generasi muda, merupakan prioritas utamanya selama memimpin Makassar.
"Kita dari awal selalu menekankan, yang ingin kita bangun adalah akhlak. Ini harus dimulai dari pendidikan," imbuhnya.
