UPdates—Kasus HIV meningkat di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 356.638 orang dengan HIV (ODHIV) di Tanah Air. Jumlah ini merupakan kumulatif hingga Maret 2025.
You may also like : COVID-19 Naik, Kemenkes Minta Tunda Jalan-jalan ke Luar Negeri, DPR: Jangan Terlalu Pede
Sekitar 67 persen atau 239.819 orang dari 356 ribu ODHIV tersebut saat ini sedang dalam pengobatan. Sedangkan sekitar 55 persen atau 132.575 virusnya tersupresi.
You might be interested : Koruptor APD COVID-19 Divonis Ringan Lagi, Eks Penyidik KPK Heran
Dari 356 ribuan ODHIV yang ditemukan, sebanyak 37 persen adalah populasi kunci seperti lelaki yang berhubungan seks dengan sesama lelaki (LSL), Wanita Pekerja Sosial (WPS), dan pemakai narkoba suntik (penasun), serta waria atau transgender.
Kemudian 36,7 persen populasi umum populasi umum seperti orang dengan sistem imun rendah. Misalnya karena tuberkulosis, IMS, hepatitis, ibu hamil, dan warga binaan.
Sisanya, 10,8 persen populasi khusus seperti calon pengantin, dan 15,3 populasi rentan, yakni pelanggan pekerja seks, pasangan populasi kunci, dan anak yang ibunya punya HIV/AIDS.
Sebaran kasus HIV di Indonesia menunjukkan konsentrasi tinggi di sejumlah wilayah. Kemenkes mencatat, sebanyak 76 persen dari total estimasi orang dengan HIV (ODHIV) di Tanah Air terkonsentrasi hanya di 11 provinsi.
Sebelas provinsi itu meliputi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara. Kemudian Bali, Papua, Papua Tengah, Sulawesi Selatan, Banten, dan Kepulauan Riau.
Direktur Penyakit Menular Kemenkes, Ina Agustina Isturini mengatakan jumlah estimasi ODHIV diperkirakan menembus 564 ribu orang pada 2025.
“Jadi estimasi ODHIV hidup di Indonesia tahun 2025 adalah 564 ribu orang. Itu yang harus kami temukan supaya mereka tahu statusnya," ujar Ina dalam kegiatan temu media daring pada Jumat sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari RRI.co.id, Sabtu, 21 Juni 2025.
Kemenkes mengakui adanya peningkatan kasus. "Penemuan kasus orang dengan HIV setiap tahun menunjukkan peningkatan. Tahun lalu kita menemukan 63.707 kasus baru,” ujar Ina.
Ina mengatakan, penemuan kasus baru merupakan indikator positif pemerintah dalam upaya deteksi dini. Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah tes HIV yang dilakukan di sejumlah daerah.
Dari hasil pemeriksaan tersebut diketahui jika tren kasus positif untuk penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) secara umum menurun. Jumlah kasus positif IMS 2024 sebanyak 52.830, menurun dari tahun sebelumnya sebanyak 61.065 orang pada 2023.
"Sedangkan untuk jumlah kasus sifilis tahun 2024 sebesar 23.347, juga menurun dari 26.779 pada 2023. Artinya, walaupun jumlah tes meningkat, kasusnya justru menurun,” ujarnya.