
UPdates—Israel melancarkan serangan udara paling mematikan sejak gencatan senjata pada Minggu waktu setempat, menewaskan 44 warga Palestina di Gaza.
You may also like :
Jet Tempur Venezuela 2 Kali Bermanuver di Atas Kapal Perang AS, Trump Ancam Tembak, Maduro Siap Melawan
Sejak gencatan senjata berlaku pada 10 Oktober lalu, Israel total sudah membunuh setidaknya 97 warga Palestina dan melanggar perjanjian tersebut sebanyak 80 kali.
You might be interested :
PM Israel Minta Pindahkan Palestina ke Arab Saudi, Yordania Siapkan Skenario Perang
Sebagaimana dilansir Keidenesia.tv dari Doha News, Senin, 20 Oktober 2025, serangan Israel menargetkan Gaza selatan dan utara, termasuk tenda pengungsi di kamp pengungsi Nuseirat.
Serangan itu terjadi setelah Israel mengklaim pasukannya terlibat pertempuran dengan pejuang Hamas di Rafah. Padahal, laporan menunjukkan bentrokan yang terjadi melibatkan milisi yang didukung Israel.
Hamas mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya insiden atau bentrokan yang terjadi di Rafah.
Menurut Hamas, daerah tersebut berada di zona merah yang dikuasai Israel.
Setelah serangan mematikan itu, militer Israel mengatakan bahwa mereka sudah memulai kembali penegakan gencatan senjata.
Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa gencatan senjata masih berlaku, dan menekankan bahwa pimpinan Hamas mungkin tidak terlibat dalam dugaan pelanggaran tersebut.
"Kami pikir mungkin pimpinan Hamas tidak terlibat dalam hal itu," kata Trump kepada wartawan di Air Force One pada Minggu malam waktu setempat.
Trump menambahkan bahwa ia ingin memastikan bahwa hubungan dengan Hamas akan berjalan sangat damai.
Israel juga membunuh dua warga Palestina lainnya di Kota Gaza pada hari Senin dalam pelanggaran lain terhadap kesepakatan gencatan senjata.