UPdates—Setidaknya 14 Tewas dan 152 hilang di Taiwan setelah sebuah danau penghalang yang berusia puluhan tahun jebol di negara itu akibat Topan Super Ragasa menghantam bersama hujan deras.
You may also like : Angin 183 Km/jam Menerjang, Jutaan Orang Dilarang Keluar Rumah di Inggris Raya
Danau di wilayah timur Hualien—yang terbentuk oleh serangkaian tanah longsor yang membentuk dinding bendungan alami—jebol pada Selasa, menghanyutkan sebuah jembatan dan lumpur tebal menyapu kota.
You might be interested : Snake Wine, Minuman Ekstrem Asal Negeri Tirai Bambu
"Rasanya seperti gunung berapi yang meletus.... banjir berlumpur menderu langsung ke lantai satu rumah saya," kata Hsu Cheng-hsiung, 55, seorang tokoh masyarakat di Kotapraja Kuang Fu, kepada AFP sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari The Peninsula, Rabu, 24 September 2025.
Lee Kuan-ting, seorang pejabat pers Pemerintah Kabupaten Hualien, mengatakan 14 orang tewas dan 18 orang luka-luka.
Perdana Menteri Cho Jung-tai mengunjungi daerah tersebut pada hari Rabu, berjanji untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terdampak.
"Mengenai 14 orang yang kehilangan nyawa, kita harus mencari tahu mengapa perintah evakuasi tidak dilaksanakan di daerah terdampak, yang menyebabkan tragedi seperti ini," ujarnya.
"Masih ada lebih dari seratus orang hilang dan ini menjadi kekhawatiran terbesar kami saat ini," lanjutnya.
Menurut Badan Pemadam Kebakaran Nasional, setidaknya 152 orang hilang di Hualien dan di tempat lain di Taiwan.
"Itu seperti film bencana," ujar seorang warga setempat, Yen Shau, 31, kepada AFP.
Ia mengatakan satu jam sebelum danau meluap, banyak orang masih berada di supermarket dan toko kelontong setempat.
"Dalam beberapa menit, air telah naik hingga setengah lantai pertama," katanya.
Ia mengatakan ia tidak bisa tidur pada Selasa malam karena takut akan banjir bandang lagi dari danau, dan pada hari Rabu ia sedang menyekop lumpur dari rumahnya.
"Lumpur itu terlalu dalam, terlalu dalam untuk digali," tambahnya.
Rekaman yang dirilis oleh badan pemadam kebakaran menunjukkan jalanan yang terendam banjir, mobil-mobil yang setengah terendam, dan pohon-pohon yang tumbang.
Di seluruh Taiwan, lebih dari 7.600 orang dievakuasi akibat Topan Ragasa. Sebelum ke Taiwan, Topan Ragasa sudah lebih dulu memporak-porandakan Filipina dengan 10 kematian dilaporkan di negara itu.
Setelah meninggalkan kerusakan parah di Taiwan dan Filipina, Topan Ragasa, salah satu yang terkuat dalam beberapa tahun terakhir hari ini menerjang Hong Kong. Topang melumpuhkan kehidupan di pesisir Tiongkok selatan sejak Rabu dini hari.
Angin kencang membangunkan warga Hong Kong dini hari tadi, dan banyak yang menulis di internet tentang kejadian seperti kipas ventilasi dapur yang tertiup angin dan derek yang bergoyang.
Angin kencang menerbangkan sebagian atap jembatan penyeberangan dan merobohkan ratusan pohon di seluruh kota.
Sebuah kapal menabrak pantai, menghancurkan deretan pagar kaca di sepanjang tepi laut. Daerah di sekitar beberapa sungai dan kawasan pejalan kaki terendam banjir, termasuk jalur sepeda dan taman bermain.
Di beberapa restoran di kawasan pejalan kaki, perabotan berserakan berantakan akibat angin. Lebih dari 60 orang yang terluka dirawat di rumah sakit.
Sebuah video yang memperlihatkan gelombang air menerjang pintu-pintu sebuah hotel dan membanjiri bagian dalamnya viral di pusat keuangan tersebut.
Pihak hotel belum segera berkomentar mengenai insiden tersebut. Namun, staf terlihat membersihkan lobi, dengan beberapa bagian eksteriornya rusak.
Hampir 1,9 juta orang direlokasi di seluruh provinsi Guangdong, pusat ekonomi Tiongkok selatan. Badan Meteorologi Nasional memperkirakan topan dahsyat itu akan mendarat di antara kota Yangjiang dan Zhanjiang pada malam hari.
Sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari ABC News, sekolah, pabrik, dan layanan transportasi dihentikan sementara di sekitar belasan kota.
Hong Kong dan Makau, pusat kasino di dekatnya, membatalkan sekolah dan penerbangan, dengan banyak toko tutup.
Ratusan orang mengungsi di tempat-tempat sementara di setiap kota. Jalan-jalan di Makau berubah menjadi sungai dengan berbagai puing mengapung di air.
Tim penyelamat mengerahkan perahu karet untuk menyelamatkan mereka yang terjebak. Pemasok listrik lokal di kota perjudian tersebut menghentikan pasokan listriknya di beberapa daerah dataran rendah yang terendam banjir demi keamanan.
Observatorium Hong Kong mengatakan Ragasa, dengan kecepatan angin maksimum sekitar 195 km/jam di dekat pusat kota, bergerak sekitar 100 kilometer di selatan pusat keuangan tersebut.
Topan tersebut diramalkan akan terus bergerak ke barat atau barat laut dengan kecepatan sekitar 22 km/jam.
Kota ini mengkategorikan siklon dengan kecepatan angin berkelanjutan 185 km/jam atau lebih kuat sebagai topan super agar warga lebih waspada terhadap badai yang intens.
Pemerintah sebelumnya mengatakan kenaikan muka air kemungkinan serupa dengan yang tercatat selama Topan Mangkhut pada tahun 2018 — yang diperkirakan telah menyebabkan kerugian ekonomi langsung senilai 4,6 miliar dolar Hong Kong.
Warga Hong Kong sendiri ramai-ramai menyerbu toko dan supermarket untuk persiapan darurat beberapa jam menjelang kedatangan angin topan Ragasa.
Aksi panic buying ini dilakukan karena mereka khawatir kehabisan makanan dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Dilansir dari Channel News Asia, aksi panic buying ini membuat rak sayur, roti, dan makanan pokok lainnya di supermarket habis.
Kekhawatiran sama dirasakan warga di Shenzhen, sebuah kota di China yang berbatasan langsung dengan Hong Kong.
Menurut AFP, rak-rak berisi daging segar dan sayuran hampir kosong di sebuah supermarket di Distrik Bao'an sejak Senin malam. Di Shenzhen, 400 ribu orang diperintahkan dievakuasi sejak Senin.