UPdates—Rumor aneh beredar di internet tentang Emmanuel Macron, Keir Starmer, dan Friedrich Merz mengonsumsi kokain bersama di kereta.
You may also like : Kunjungan Pemimpin Dunia ke Indonesia: Hari Ini Erdogan, Mei Macron
Para penganut teori konspirasi menduga mereka melihat presiden Prancis menyembunyikan sekantong kokain saat duduk di sebelah PM Inggris dan Kanselir Jerman.
You might be interested : Ngeri! Jumlah Pemakai Kokain di Indonesia Semakin Banyak
Ketiganya bepergian bersama untuk menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kiev guna menuntut Rusia menyetujui gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari pada hari ini.
Saat para pemimpin hendak berangkat dari Polandia ke Ukraina, mereka duduk di dalam kereta untuk berfoto.
Para pejuang kibor pro-Rusia tidak membuang waktu untuk menyebarkan klaim liar bahwa mereka sebenarnya sedang bersenang-senang.
Mereka mengklaim Merz memiliki sedotan untuk menghirup kokain – sedotan itu adalah salah satu sedotan kecil yang digunakan untuk menyatukan sandwich prasmanan atau untuk menampung buah zaitun dalam Martini yang kotor.
Spekulasi tersebut telah mencapai tingkat sedemikian rupa sehingga pemerintah Prancis harus menepis disinformasi tersebut.
Mereka mengunggah foto tisu dari dekat, yang mengonfirmasi bahwa itu 'untuk membuang ingus'.
Postingan itu menyalahkan 'musuh Prancis' atas tuduhan tersebut. "Ketika persatuan Eropa menjadi tidak nyaman, disinformasi bahkan membuat tisu sederhana terlihat seperti narkoba," kata pemerintah Prancis sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Metro, Senin, 12 Mei 2025.
"Berita palsu ini disebarkan oleh musuh Prancis, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Kita harus tetap waspada terhadap manipulasi," lanjutnya.
Di antara propagandis sayap kanan yang membagikan postingan palsu tersebut termasuk pendukung Donald Trump, Dinesh D'Souza.
Ketiga pemimpin Eropa itu bertemu dengan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk memberi tekanan pada Rusia atas perangnya di Ukraina
Mereka mengancam akan meningkatkan tekanan pada Putin jika dia tidak menyetujui gencatan senjata tanpa syarat.
Sebagai tanggapan, tangan kanan pemimpin Rusia, Dmitry Medvedev, meminta mereka untuk 'menyingkirkan rencana perdamaian ini'.
Namun, pada Minggu dini hari, Putin mengumumkan keinginannya untuk memulai kembali perundingan perdamaian. "Kami berkomitmen untuk melakukan perundingan serius dengan Ukraina," kata Putin.
Meskipun Zelensky menyambut baik tawaran Vladimir Putin untuk memulai kembali perundingan perdamaian langsung di Istanbul minggu depan, ia bersikeras agar Putin menerima gencatan senjata tanpa syarat yang dimulai besok sebelum perundingan yang direncanakan di Turki pada hari Kamis.