Zaskia Adya Mecca belum bisa bergabung dalam aksi Global March to Gaza (Foto: Instagram/Zaskia Adya Mecca)

Terus Diikuti Intel di Mesir, Zaskia Adya Mecca: Saya tidak Ingin Menyusahkan Siapa pun

16 June 2025
Font +
Font -

UPdates—Aktris Zaskia Adya Mecca dan sembilan warga negara Indonesia lainnya belum bisa bergabung dalam aksi Global March to Gaza. Meski sudah di Kairo, Mesir, mereka diawasi ketat aparat keamanan.

You may also like : gaza tewasSetelah Pengumuman Gencatan Senjata, Israel Bombardir Gaza, 73 Tewas dan 230 Terluka

Sejak hari pertama kedatangan mereka, Zaskia Adya Mecca dan kawan-kawan belum bisa bergerak ke titik check point aksi. Itu diketahui dari unggahan terbarunya di Instagram.

You might be interested : unit bayangan qassamUnit Bayangan Al-Qassam: Pasukan Rahasia Hamas yang Bikin Bingung Intelijen

Zaskia menyatakan bahwa mereka sudah berpindah ke hotel bintang lima dengan harapan protokol keamanan hotel bisa melindungi mereka dari pengawasan aparat intelijen. Akan tetapi, kondisinya ternyata tetap sama saja.

"Seluruh staf Hilton dipanggil polisi, entah diberi briefing apa sampai semua siaga selama kami di sini. Tatapan marah dan curiga dari staf hotel. Seolah-olah kami semua adalah tahanan," tulis Zaskia dalam unggahannya sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Instagram pribadinya, Senin, 16 Juni 2025.

Menurutnya, ada tiga orang, yang diyakini sebagai intel atau aparat setempat. Mereka terang-terangan mengawasi pergerakan Zaskia Adya Mecca dan sembilan warga negara Indonesia lainnya.

"Jadi kita benar-benar dijagain, enggak boleh ke mana-mana dari hotel. Ketiga orang ini memastikan kami enggak boleh ke mana pun," ungkapnya.

Dijelaskan Zaskia, dia sempat mencoba mengklarifikasi situasi yang terjadi kepada pihak hotel. Menurut penjelasan manajer hotel, kondisi keamanan Kairo memang sedang tidak stabil.

"Dia bilang, karena situasi di Kairo sedang tidak baik-baik saja, maka kami akan selalu diikuti ke mana pun selama satu pekan ke depan," tutur Zaskia.

Karena tidak bisa meninggalkan hotel, rombongan memilih bertahan di kamar sambil terus memantau pergerakan peserta aksi lainnya yang sudah lebih dulu menuju titik Ismailia.

Selain itu, mereka juga mencari berbagai alternatif agar tetap bisa bergabung dengan aksi. Dari seluruh peserta long march internasional, tidak sampai 30 persen yang berhasil menembus check point di Ismailia. Banyak yang ditahan, bahkan dideportasi.

"Intinya mereka menahan semua pergerakan dari Kairo ke Ismailia. Dan mereka juga menunggu celah untuk menahan atau memulangkan kami," jelas Zaskia.

Karena situasi tersebut, relawan di Kairo menyarankan agar Zaskia dan rombongan Indonesia menghentikan sementara seluruh aktivitas long march, termasuk unggahan media sosial, sampai situasi memungkinkan dan mereka bisa keluar dari kota.

Zaskia dan rombongan pun mencoba tetap berpura-pura sebagai turis biasa. Mereka menyewa kapal di depan hotel untuk sekadar menyusuri Sungai Nil di sore hari, sekaligus menenangkan diri dan merefleksikan makna spiritual dari perjuangan mereka.

Meski melalui banyak hambatan, Zaskia menegaskan semangat solidaritas terhadap rakyat Palestina tetap mereka jaga. "Sedih pastinya. Tapi kami tidak patah semangat. Karena perjuangan justru baru dimulai. Kami gak akan lelah mencoba semua cara untuk kemerdekaan Palestina," katanya.

"Dari pagi kami mengalami tekanan seperti ini aja rasanya lelah luar biasa, entah kekuatan sebesar apa yang dimiliki saudara-saudara kita di Palestina," tulisnya.

Dalam unggahan terpisah, Zaskia menegaskan perjalanannya bukan soal dirinya dan juga bukan untuk mencari panggung. "Tapi untuk menunjukan solidaritas kemanusiaan, berkumpul dengan pewakilan seluruh dunia, berharap saudara kita di Gaza mendengar berita ini. Ada ribuan orang bergerak untuk mereka," katanya.

Ia menegaskan dirinya tak ingin menyusahkan siapa pun. "Makanya berangkat mandiri, uang sendiri, memberikan surat resmi manifestasi siapa saja yang berangkat ke semua pihak negara yang kami rasa perlu tahu atas keberangkatan kami," jelasnya.

Sang artis juga menyatakan dirinya terus berkabar dengan pihak KBRI. "Setiap saat dari beberapa hari sebelum berangkat, dicek terus posisi dan situasi kami selama di Kairo. Tidak bertindak gegabah yang berpotensi menyusahkan negara. Mengikuti semua instruksi juga masukan dari perwakilan KBRI sana," ungkapnya.

"Perkumpulan mahasiswa pun tak putus mendampingi, memberi pandangan mereka, menawarkan banyak bantuan kalau kami butuh dan menemani sampai akhir," lanjutnya.

Terkait sikap Mesir, Zaskia menegaskan, "Jujur akupun tidak pernah menyalahkan sikap pemerintah Mesir atas keputusan yang mereka ambil soal long march ini. Karna ku paham, ada resiko besar juga yang harus ditanggung negara mereka apabila ada penyusup atau yang bertindak anarkis di tengah-tengah peserta nanti."

"Intinya ku memahami semua tindakan yang di ambil. Kembali lagi pergerakan itu gak melulu soal hasil. Tapi ada proses yang akan selalu menjadi bagian dari perjuangan. Terbukti jalannya kami ke long march membangunkan teman-teman bahwa ada pergerakan besar ini dari seluruh dunia," tandasnya.

Aksi Global March to Gaza merupakan gerakan damai internasional yang bertujuan untuk menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina dan menuntut dibukanya Gerbang Rafah. Namun, tekanan politik dan keamanan di wilayah tersebut membuat upaya kemanusiaan ini penuh tantangan.

Selain Zaskia, kesembilan warga negara Indonesia yang akan berpartisipasi dalam aksi tersebut adalah Ratna Galih, Wanda Hamidah, Irvan Farhad, Hamidah Rachmayanti, Indadari Mindrayanti, Hemy Sution, Nur Aminah, Tandya Rachmat, dan M Hibatur Rahman.

Font +
Font -