UPdates—Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh menjadi masalah. Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa ogah memakai APBN sementara Mantan Menkopolhukam, Mahfud MD menyebut ada dugaan penggelembungan anggaran.
You may also like : Bilang Petani tak Terurus di Era Mega, SBY, Jokowi, dan Puji Prabowo, Menteri Zulhas Dicap Penjilat
Seperti diketahui, total investasi proyek KCIC mencapai US$7,27 miliar atau setara Rp120,38 triliun. Sekitar 75 persen dari nilai proyek tersebut dibiayai lewat utang dari China Development Bank (CDB). Bunganya 2 persen per tahun.
You might be interested : Kasus Ijazah Jokowi, Roy Suryo dan Dokter Tifa Diperiksa Hari Ini, Said Didu: Mari Kita Kawal dan Doakan
Saat ini, terdapat dua opsi penyelesaian utang yang tengah dikaji, yakni pelimpahan kepada pemerintah atau penyertaan dana tambahan ke PT KAI. Namun, opsi tersebut belum final dan Danantara didorong mengambil peran utama dalam pembayaran.
Purbaya menilai, Danantara memiliki kapasitas keuangan yang cukup untuk menyelesaikan utang Kereta Whoosh, tanpa perlu menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Saat ini, kata dia, Danantara masih melakukan kajian teknis untuk merumuskan skema penyelesaian utang yang tepat untuk KCIC. Ia mengaku kini menunggu seperti apa studi Danantara.
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati menegaskan, dirinya sepakat dengan Menteri Keuangan Purbaya yang tegas menolak pembayaran utang proyek Whoosh dibebankan pada APBN.
“Tidak tepat jika APBN yang harus menanggung, kondisi itu justru memperberat kondisi keuangan negara yang sudah dalam keadaan terbatas,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta sebagaimana dilansir Keidenesia.tv dari situs DPR RI, Jumat, 17 Oktober 2025.
Ia mengatakan, permasalahan proyek infrastruktur KCJB muncul sejak awal. “Seperti tidak masuknya proyek ini dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2030, bahkan Menhub (Ignatius Jonan) saat itu tidak menyetujui proyek Whoosh dengan alasan bakalan tidak bisa dibayar,” tegasnya.
Berdasar informasi yang beredar PT PSBI sebagai entitas anak usaha KAI sekaligus pemegang saham terbesar di PT KCIC, tercatat ada kerugian hingga Rp4,195 triliun pada 2024.
Kerugian terus berlanjut di tahun 2025 pada semester I-2025 juga merugi sebesar Rp1,625 triliun. “Kereta Cepat menurut data BPS, hanya ramai saat-saat liburan saja, padahal biaya investasi sangat tinggi, lalu harus menanggung operasional yang tidak kecil,” ungkapnya.
Politisi Fraksi PKS ini mengungkapkan kondisi ini menjadi pelajaran berharga terutama untuk pemerintahan saat ini, agar setiap pilihan kebijakan yang melibatkan kepentingan publik harus ditimbang secara mendalam manfaat dan mudaratnya.
“Perusahaan BUMN yang awalnya sudah sehat ini terbebani membayar utang Rp2 triliun per tahun untuk proyek kereta cepat yang notabene merupakan penugasan presiden terdahulu, padahal para pembantunya sudah memperingatkan dahulu,” kata doktor ekonomi jebolan Universitas Airlangga ini.
Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan P Roeslani menegaskan, mereka saat ini masih mencari-cari opsi yang tepat agar tak muncul masalah di kemudian hari.
"Kita terus lakukan kajian, agar penyelesaiannya komprehensif. Bukan hanya penyelesaian yang sifatnya berpotensi problem lagi," kata Rosan di Jakarta, Jumat, 17 Oktober 2025.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengakui kondisi keuangan dalam proyek Whoosh memang sudah tidak baik sejak awal ditangani.
Luhut yang saat proyek ini berjalan menjabat Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi mengungkapkan sudah mencoba memperbaiki masalah keuangan itu, termasuk berunding dengan China.
"Restructuring saya sudah bicara dengan China karena saya yang dari awal mengerjakan itu, karena saya terima sudah busuk itu barang. Kita coba perbaiki, kita audit BPKP, kemudian kita berunding dengan China," ujar Luhut dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis, 16 Oktober 2025.
Setelah perundingan tersebut, China akhirnya memutuskan untuk menyetujui proses restrukturisasi. Namun, proses tersebut agak terlambat karena pergantian pemerintahan.
"Sehingga sekarang perlu nunggu Keppres, supaya timnya segera berunding, dan sementara China sudah bersedia kok, nggak ada masalah," tegasnya
Terkait klaim Luhut soal barang yang sudah busuk sejak awal, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu memberikan sindiran. “Hahaha ada yg mulai buang badan,” tulisnya di akun X-nya, @msaid_didu sebagaimana dipantau Keidenesia.tv.
Mahfud MD melalui kanal YouTube Mahfud MD Official pada 14 Oktober 2025 sementara itu menyebut adanya dugaan penggelembungan anggaran dalam proyek kereta cepat Whoosh ini.
“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17–18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” ujar Mahfud.
“Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS ya, dolar Amerika nih, bukan rupiah, per kilometernya menjadi 52 juta dolar AS di Indonesia. Nah itu mark up. Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini,” tegasnya.
Sementara itu, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) memilih bungkam. Saat ditanya awak media soal utang Whoosh ketika hadir di UGM, Jumat hari ini, Jokowi hanya tersenyum tanpa memberi jawaban.