UPdates—Seorang jenderal tinggi Rusia yang dituduh oleh Ukraina bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia terhadap pasukan Ukraina dibunuh di Moskow oleh dinas intelijen SBU Ukraina pada Selasa pagi waktu setempat.
Letnan Jenderal Igor Kirillov, yang merupakan kepala Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologi, dan Kimia Rusia, tewas di luar gedung apartemen bersama asistennya ketika sebuah bom yang disembunyikan di skuter listrik meledak, kata Komite Investigasi Rusia, yang menyelidiki kejahatan serius.
Sumber SBU mengonfirmasi kepada Reuters bahwa badan intelijen Ukraina berada di balik serangan itu. "Pembunuhan kepala pasukan perlindungan radiasi dan kimia Federasi Rusia adalah pekerjaan SBU," kata sumber itu sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Reuters, Selasa, 17 Desember 2024.
Sumber itu mengatakan bahwa sebuah skuter yang berisi bahan peledak diledakkan, menewaskan Kirillov dan ajudannya, saat mereka keluar dari sebuah gedung di Ryazansky Prospekt di Moskow.
Rekaman video yang belum diverifikasi dari serangan yang beredar di media sosial menunjukkan dua orang pria keluar dari gedung untuk masuk ke dalam mobil yang diikuti oleh ledakan besar saat kedua pria itu masih berada di trotoar. Reuters tidak dapat memverifikasi rekaman tersebut secara independen.
Foto-foto dan video Reuters dari tempat kejadian menunjukkan pintu masuk yang hancur di sebuah gedung apartemen dengan batu bata yang menghitam akibat bom dan pintu-pintu yang tergantung di engselnya dan yang tampak seperti dua mayat tergeletak di bawah lembaran plastik hitam di atas salju.
Penyidik mengatakan mereka telah membuka kasus pidana atas pembunuhan dua prajurit. Sumber penegak hukum mengatakan kepada media Rusia bahwa kasus terorisme kemungkinan akan dibuka.
Kirillov, 54, adalah perwira militer Rusia paling senior yang dibunuh di Rusia oleh Ukraina dan pembunuhannya kemungkinan akan mendorong otoritas Rusia untuk meninjau protokol keamanan bagi petinggi militer dan mencari cara untuk membalas dendam atas pembunuhannya.
Mantan presiden Dmitry Medvedev, yang sekarang menjadi pejabat keamanan senior Rusia, dikutip oleh kantor berita negara RIA mengatakan bahwa pimpinan militer dan politik Ukraina akan segera menerima pembalasan atas pembunuhan Kirillov.
Moskow menganggap Ukraina bertanggung jawab atas serangkaian pembunuhan tingkat tinggi di wilayahnya yang dirancang untuk melemahkan moral. Sementara Ukraina menganggap pembunuhan yang ditargetkan tersebut sebagai alat yang sah.
Rusia membantah tuduhan Ukraina bahwa mereka menggunakan senjata kimia di medan perang dan Kirillov, yang telah menikah dan memiliki dua putra, terkadang muncul di TV pemerintah saat memberikan pengarahan di Kementerian Pertahanan di mana ia menuduh Ukraina melanggar protokol keselamatan nuklir atau Barat atas berbagai dugaan kejahatan.