
UPdates—Anggota Komisi I DPR RI, Endipat Wijaya mendapat kecaman publik. Itu setelah ia menyindir jumlah donasi warga dan menyebut mereka hanya datang sekali ke wilayah bencana Sumatra kemudian merasa paling bekerja.
You may also like :
Update Korban Banjir Sumatera: 836 Meninggal, 509 Hilang
Politikus Partai Gerindra itu membandingkan bantuan pemerintah dengan donasi Rp10 miliar warga untuk korban banjir longsor di tiga provinsi.
You might be interested :
Kencang Isu Reshuffle Kabinet, Orang Dekat Prabowo: Tunggu Saja
"Orang yang cuma datang sekali seolah-olah paling bekerja di Aceh, padahal negara udah hadir dari awal. Ada orang baru datang, baru bikin satu posko ngomong pemerintah enggak ada. Padahal pemerintah udah bikin ratusan posko di sana," katanya dalam Rapat Kerja Komisi I dengan Menkomdigi Meutya Hafid di DPR, Senayan, Jakarta, Senin kemarin sebagaimana dilansir Keidenesia.tv dari video pernyatannya di X, Selasa, 9 Desember 2025.
Endipat menyinggung bantuan ke korban bencana dari pemerintah yang nilainya triliunan dan berharap Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bisa menggencarkan informasi kerja pemerintah.
"Jadi yang kira-kira seperti itu Bu. Mohon jadi atensi dan dikembangkan sama Komdigi untuk menjadi informasi publik yang sehingga publik itu tahu kinerja pemerintah itu sudah ada dan memang sudah hebat," tegas Endipat.
Ia melanjutkan bahwa bantuan warga nilainya sangat kecil dibandingkan apa yang sudah dikucurkan pemerintah.
"Orang per orang cuma nyumbang Rp10 miliar, negara udah triliun-triliunan ke Aceh itu. Jadi yang kayak gitu mohon dijadikan perhatian sehingga ke depan tidak ada lagi informasi seolah-olah negara tidak hadir di mana-mana. Padahal negara sudah hadir sejak awal di dalam penanggulangan bencana," ujarnya.
Lebih lanjut, ia meminta Komdigi aktif memberikan informasi ke publik terkait bantuan yang telah diberikan negara ke korban bencana di Aceh, Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Kinerja pemerintah kata Endipat harus diinformasikan ke publik dengan masif. Makanya, ia berharap Komdigi lebih aktif dan sensitif supaya informasi yang disampaikan bisa viral seperti konten di media sosial.
"Jadi kami mohon, Ibu, fokus nanti ke depan Komdigi ini mengerti dan tahu persis isu sensitif nasional membantu pemerintah memberitahukan dan mengamplifikasi informasi-informasi itu sehingga nggak kalah viral dibandingkan dengan teman-teman yang sekarang ini sok paling-paling di Aceh, di Sumatera dan lain-lain itu, Bu," tegasnya.
Video pernyataan sang legislator menyebar luas di media sosial dan menuai banyak sorotan. Pernyataannya yang membandingkan donasi warga dengan bantuan negara ramai ditanggapi netizen yang kecewa dan sakit hati.
“Negara nyumbang triliunan itu dari pajak bro, kalo yang 10 miliar itu dari kocek pribadi dan tidak di sunat,” tulis pengguna X bernama John Nih dengan akun @JohnNih13 sebagaimana dipantau Keidenesia.tv, Selasa, 9 Desember 2025.
Pengguna X lainnya, Tania TNgM dengan akun bernama @TaniaTngm20215 menyesalkan pernyataan kader Gerindra itu dan meminta Presiden Prabowo Subianto mengambil tindakan.
“Kemarin bupati dari @Gerindra Sekarang anggota DPR dari @Fraksi_Gerindra Waktunya Pak @prabowo bersih2 kader yg gak perform n below zero,” katanya menyinggung kasus Bupati Aceh Selatan Mirwan MS yang umrah di tengah bencana yang melanda wilayahnya.
Akun X bernama @ddy_margind sementara itu menyindir balik dengan pedas. Ia menyebut pemerintah kalah viral dibandingkan warga seperti YouTuber Ferry Irwandi karena mereka murni membantu bukan pencitraan.
“Parah nih orang. Sampai saat ini pun rakyat korban bencana di 3 provinsi banyak yg belum terima bantuan tanggap darurat. Jelas pemerintah kalah viral krn saat salurkan bantuan hny pencitraan,” tegasnya.
Merujuk pada angka yang disebutkan, sindiran Endipat tampaknya ditujukan kepada Ferry Irwandi yang baru-baru ini mengumpulkan donasi Rp10 M lewat Kitabisa. Dalam video di lokasi bencana, Ferry Irwandi banyak menggambarkan penderitaan warga dan minimnya bantuan.