UPdates—Presiden Prabowo Subianto mengakui korupsi masih menjadi masalah dan tantangan di Indonesia.
You may also like : Masuk Finalis Pemimpin Terkorup Dunia 2024 Versi OCCRP, Jokowi: Yang Dikorupsi Apa?
Prabowo menegaskan, perilaku korup itu masih berjalan hingga saat ini di pemerintahan dan menurutnya sudah menjadi rahasia umum di masyarakat.
You might be interested : Pemerintah Putuskan Upah Minimum Provinsi 2025 Naik 6,5 Persen
Hal itu disampaikan Prabowo saat pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2025.
"Kita paham bahwa korupsi adalah masalah besar di bangsa kita. Perilaku korupsi ada di setiap eselon birokrasi kita, ada di setiap institusi dan organisasi pemerintahan, perilaku korup ada di BUMN kita, ada di BUMD kita. Ini bukan fakta yang harus kita tutupi," katanya sebagaimana dilansir keidenesia.tv.
Setelah 299 hari menjadi Presiden, Prabowo mengaku telah mengetahui penyelewengan yang ada di pemerintahan. Kendati tidak baik, Prabowo menilai hal itu perlu disampaikan kepada masyarakat lewat parlemen.
"Saya semakin mengetahui berapa besar tantangan kita, berapa besar penyelewengan yang ada di lingkungan pemerintahan kita. Hal ini tidak baik, tapi harus saya laporkan kepada para wakil-wakil rakyat Indonesia," ujar Prabowo.
Makanya, Prabowo menegaskan bahwa pengawasan sangat diperlukan dalam pembangunan negara ini. Ia juga menekankan pentingnya transparansi dalam menjalankan kekuasaan.
"Jika ada kekuasaan yang tidak diawasi, maka kekuasaan akan menjadi korup. Kekuasaan yang absolut akan menjadi korup secara absolut," tegasnya.
Presiden juga menyatakan bahwa pemerintah akan mengambil langkah tegas, meskipun sulit dan tidak populer. Semua itu tegas dia untuk menghentikan kebocoran kekayaan negara.
Ia menyebut kondisi saat ini sebagai net outflow of national wealth yang mengancam keselamatan bangsa.
“Saat ini kita menghadapi realita kebocoran kekayaan negara dalam skala sangat besar. Kita mengalami suatu kondisi yang kita sebut net outflow of national wealth,” jelas Prabowo.
Ketua Gerindra itu mengingatkan, masalah tersebut tidak boleh dihadapi dengan saling menyalahkan. “Jangan kita menghabiskan tenaga mencari siapa yang salah. Kita tidak punya cukup waktu dan energi untuk itu. Pemerintah yang saya pimpin harus mencari solusi tepat dan cepat atas masalah pokok ini,” tegasnya.
Prabowo menggambarkan ancaman itu seperti tubuh yang kehilangan darah terus-menerus.
“Ibarat sebuah badan, kalau darahnya terus mengalir keluar maka badan itu akan mati. Kalau kekayaan kita terus mengalir ke luar negeri, kita berpotensi menjadi negara gagal,” ujarnya.
Karena itu, Prabowo menilai langkah tegas harus diambil demi kepentingan rakyat saat ini dan generasi mendatang.
“Saya harus mengambil langkah untuk menyelamatkan kekayaan negara agar digunakan bagi kepentingan bangsa hari ini dan esok, untuk generasi sekarang dan yang akan datang,” tegasnya.
Mantan Menteri Pertahanan itu meyakini, Indonesia akan selamat jika konsisten menjalankan rancangan negara yang ditetapkan para pendiri bangsa.
“Kalau kita konsekuen menjalankan apa yang dibuat Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, Haji Agus Salim, tokoh generasi 45, yaitu blueprint negara yang sudah tertuang dalam UUD 1945, saya yakin bangsa kita akan selamat,” tuturnya.
Secara khusus dalam pidatonya, Prabowo memberikan penghormatan kepada seluruh presiden pendahulunya. Mulai dari Soekarno hingga Joko Widodo.
Ia memuji peran Presiden Soekarno dalam mempertahankan keutuhan wilayah RI dan mengintegrasikan Irian Barat, Presiden Soeharto yang mewujudkan swasembada pangan dan industrialisasi, dan Presiden BJ Habibie yang menjaga stabilitas di tengah krisis 1998.
Kemudian, ia memuji Presiden Abdurrahman Wahid yang memperkokoh kerukunan bangsa, Presiden Megawati yang memulihkan ekonomi pascakrisis dan memulai pemilu langsung, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengatasi krisis global 2008 dan menyelesaikan konflik Aceh, serta Presiden Joko Widodo yang membangun infrastruktur, memimpin saat pandemi Covid-19, serta merintis pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Seluruh presiden terdahulu saya, bersama pemerintah yang mereka pimpin, berupaya mewujudkan Indonesia yang lebih dekat dengan cita-cita kemerdekaan, yaitu negara merdeka, berdaulat, adil, dan makmur,” kata Prabowo.