UPdates—Media pemerintah Myanmar mengatakan jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat Jumat lalu telah mencapai 2.065 orang.
You may also like : Update Gempa Myanmar: 144 Orang Tewas dan 732 Terluka, 117 Terjebak di Gedung Pencakar Langit yang Runtuh
Selain itu, lebih dari 3.900 orang terluka dan lebih dari 270 orang dilaporkan masih hilang. Pemerintah militer telah mengumumkan masa berkabung selama seminggu mulai hari Senin.
You might be interested : Penyelundupan 5,5 Ton Sabu dari Myanmar Digagalkan Penjaga Pantai India
The Wall Street Journal, mengutip junta, melaporkan jumlah korban tewas telah mencapai 2.028 di Myanmar, sementara oposisi Pemerintah Persatuan Nasional, yang mencakup sisa-sisa pemerintah yang digulingkan pada tahun 2021, menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 2.418 hingga hari Senin.
Media pemerintah China mengatakan tiga warga negara China termasuk di antara yang tewas.
Sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Asia One, Selasa, 1 April 2025, Reuters menyebut tidak dapat segera mengonfirmasi jumlah korban tewas baru tersebut.
Akses media telah dibatasi di negara tersebut sejak junta mengambil alih kekuasaan. Kepala junta, Jenderal Min Aung Hlaing, memperingatkan pada akhir pekan bahwa jumlah korban tewas dapat meningkat.
Upaya Bantuan
Pihak oposisi mengimbau negara-negara untuk mengirimkan bantuan langsung kepada korban gempa, dengan mengatakan ada risiko junta dapat mengalihkan atau menghalangi bantuan kemanusiaan.
"Kita berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa," kata Pemerintah Persatuan Nasional dalam sebuah pernyataan.
"Setiap halangan terhadap upaya ini akan menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan," lanjutnya.
Juru bicara junta militer tidak segera bersedia memberikan komentar.
Tiongkok, India, dan Thailand termasuk di antara negara-negara tetangga Myanmar yang telah mengirimkan bahan-bahan dan tim bantuan, bersama dengan bantuan dan personel dari Malaysia, Singapura, serta Rusia. Indonesia juga dilaporkan sudah mengirim 12 ton bantuan logistik.
"Tidak masalah berapa lama kami bekerja. Yang terpenting adalah kami dapat memberikan harapan kepada penduduk setempat," kata Yue Xin, kepala Tim Pencarian dan Penyelamatan Tiongkok yang mengeluarkan orang-orang dari reruntuhan di Mandalay seperti laporan Xinhua.
Tanda-tanda Kehidupan Terdeteksi di Gedung Pencakar Langit Bangkok
Sementara itu, dari Thailand, tanda-tanda kehidupan terdeteksi di reruntuhan gedung pencakar langit di Bangkok pada hari Senin saat upaya intensif dilakukan untuk menemukan orang-orang yang terjebak tiga hari setelah gempa bumi besar tersebut.
Mesin pemindai dan anjing pelacak dikerahkan di gedung pencakar langit yang belum selesai itu dan Wakil Gubernur Bangkok Tavida Kamolvej mengatakan tim penyelamat segera mencari cara untuk mengakses area tempat tanda-tanda kehidupan terdeteksi, tiga hari setelah gempa.
Menurutnya, peluang realistis untuk bertahan hidup berkurang setelah 72 jam. "Kita harus mempercepat. Kita tidak akan berhenti bahkan setelah 72 jam," tegasnya.