UPdates - Dua gunung berapi aktif di wilayah Timur Indonesia terus mengalami aktivitas vulkanik yang meningkat.
You may also like : Kurang dari Sebulan, Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi Dahsyat Lagi
Pertama adalah Gunung Dukono yang terletak di sisi utara Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara (Malut). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa gunung ini dua kali mengamuk pada Kamis, 17 Juli 2025.
You might be interested : Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, 10 Orang Meninggal Dunia
Amukan pertama gunung api setinggi 1.087 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut terjadi sekira pukul 06.40 WIT. Tinggi kolom abu terpantau sekitar 600 meter di atas puncak dengan durasi 57.4 detik yang terekam seismograf.
Letusan kedua terjadi sekira pukul 16.33 WIT yang turut memuntahkan abu vulkanik setinggi 600 meter. Bedanya, peristiwa ini berlangsung selama 55,86 detik yang membuat Gunung Dukono berstatus waspada.
Gunung berapi aktif selanjutnya yang menjadi perhatian ialah Gunung Lewotobi di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebenarnya, tak ada erupsi dahsyat yang terjadi sepanjang hari ini, Kamis, 17 Juli 2025. Namun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur justru mengimbau kembali ke lokasi pengungsian.
Terutama, warga yang tinggal di enam desa yang masuk masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Imbauan tersebut hadir setelah masuknya laporan Badan Geologi yang menyatakan Gunung Lewotobi sangat berpotensi kembali mengalami erupsi dahsyat. Hal ini terlihat dari data deformasi yang menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan magmatik di permukaan dan adanya suplai baru.
Berdasarkan data seismik, tercatat peningkatan aktivitas gempa non harmonik, low frequency, dan vulkanik dalam. Artinya, terdapat suplai magma dan kenaikan tekanan gas dari kedalaman ke bagian lebih dangkal.
Data deformasi dengan tiltmeter bahkan menunjukkan adanya tren kenaikan dalam sepekan terakhir, dengan laju perubahan yang relatif cepat. Teramati pula aktivitas pelepasan gas berupa uap air bertekanan yang membentuk asap putih tebal yang mengindikasikan peningkatan suhu kawah gunung.