UPdates—Kelompok Pejuang Palestina Hamas akan membebaskan sandera Israel-Amerika, Idan Alexander sebagai bagian dari upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza. Israel sama sekali tidak dilibatkan dalam negosiasi pembebasan ini.
You may also like : Trump Minta Jutaan Pegawai Pemerintah Mundur, Tawarkan Pesangon 8 Bulan
Media Israel, Channel 13 melaporkan bahwa Israel bukan merupakan pihak dalam perjanjian tersebut dan baru diberitahu setelah kesepakatan tersebut dikoordinasikan.
You might be interested : Israel Serang Fasilitas PBB di Gaza, 1 Pekerja Asing Tewas, 5 Terluka
Channel 12, mengutip sumber Israel yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa beberapa hari terakhir ini muncul tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Hamas dapat membebaskan Alexander, meskipun Israel tidak terlibat dalam negosiasi tersebut.
Pembebasan yang diantisipasi itu terjadi menjelang tur Presiden AS, Donald Trump yang dijadwalkan ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab mulai Selasa hingga Jumat. Rencana perjalanan itu tidak termasuk kunjungan ke Israel.
Kunjungan itu dilakukan di tengah laporan tentang meningkatnya ketegangan antara Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Termasuk laporan mengejutkan bahwa Trump telah memutus komunikasi langsung karena ada kecurigaan bahwa Netanyahu memanipulasi pemerintahan AS.
Sebelumnya, utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff mengusulkan pada bulan Maret untuk pembebasan lima tawanan Israel dengan imbalan gencatan senjata selama 50 hari, pembebasan tahanan Palestina, pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan dimulainya negosiasi untuk tahap kedua.
Hamas mengatakan bahwa mereka tidak menolak rencana Witkoff dan menuduh Netanyahu memulai kembali perang untuk menyabotase perjanjian tersebut.
Sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Anadolu, Senin, 12 Mei 2025, Hamas mengatakan bahwa sebagai bagian dari upaya yang dilakukan oleh para mediator untuk mencapai gencatan senjata, kelompok itu telah berunding dengan pemerintah AS selama beberapa hari terakhir dan bahwa mereka menyatakan itu berjalan sangat positif.
Alexander, seorang prajurit yang bertugas di unit infanteri elite di perbatasan Gaza, diketahui sebagai sandera Amerika terakhir yang tersisa di Gaza yang masih hidup.
Pembebasannya, kata pernyataan Hamas akan menjadi salah satu dari beberapa langkah yang bertujuan untuk memfasilitasi gencatan senjata, membuka kembali penyeberangan perbatasan, dan mengizinkan bantuan kemanusiaan dan pasokan bantuan ke Jalur Gaza.
Hamas juga menyatakan kesediaannya untuk memasuki negosiasi segera dan intensif yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata akhir, pertukaran tahanan yang disepakati bersama, dan pembentukan badan profesional independen untuk memerintah Gaza.
Kelompok Pejuang Palestina tersebut mengatakan bahwa kerangka kerja seperti itu akan membantu memastikan ketenangan dan stabilitas jangka panjang di samping rekonstruksi dan pencabutan blokade Israel.
Mereka juga memuji upaya mediasi yang sedang berlangsung oleh Qatar dan Mesir serta Turki.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa AS memberi tahu Israel tentang niat Hamas untuk membebaskan Alexander sebagai isyarat niat baik kepada Washington dan tanpa syarat atau imbalan apa pun.
Kantor Netanyahu mengatakan langkah tersebut diharapkan akan mengarah pada negosiasi atas pembebasan tawanan tambahan berdasarkan proposal awal Witkoff, yang sebelumnya disetujui Israel.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa Israel sedang mempersiapkan kemungkinan pembebasan tersebut akan terjadi.
"Sesuai dengan kebijakan Israel, negosiasi akan berlangsung di bawah tekanan, dengan komitmen penuh untuk mencapai semua tujuan perang," katanya.
Tidak ada komentar langsung dari pejabat AS atau Palestina mengenai pernyataan Israel tersebut.
Situs berita Israel Walla mengutip pernyataan pejabat Israel bahwa Tel Aviv berkewajiban untuk melaksanakan gencatan senjata sementara untuk memastikan pembebasan Alexander.
Harian Israel Hayom melaporkan bahwa gencatan senjata diperkirakan hanya berlangsung beberapa jam.
Dikatakan juga bahwa Israel akan mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza sebagai bagian dari pengaturan pembebasan Alexander, yang diperkirakan akan berlangsung dalam 48 jam ke depan.
Mengutip sumber Israel yang tidak disebutkan namanya, Israel Hayom mengatakan Tel Aviv akan membuka penyeberangan perbatasan untuk memfasilitasi pengiriman bantuan ke Gaza sebagai bagian dari proses tersebut.
Mereka juga menyatakan bahwa tidak ada tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan Alexander.
Israel memperkirakan bahwa 59 tawanan masih berada di Gaza, termasuk 21 orang yang diyakini masih hidup. Sementara itu, lebih dari 9.900 warga Palestina dipenjara di Israel, di mana kelompok-kelompok hak asasi manusia melaporkan penyiksaan yang meluas, kelaparan, dan pengabaian medis, yang mengakibatkan beberapa kematian.