Yuni Yusrotin, wisudawan terbaik UIN Walisongo bersama keluarganya. (Foto: Kemenag)

Kisah Yuni Yusrotin, Anak Tukang Becak yang Jadi Wisudawan Terbaik dengan IPK 3,96

26 May 2025
Font +
Font -

UPdates—Pendidikan tak mengenal kelas sosial. Prestasi juga bukan hanya miliki anak orang kaya. Selama ia tekun dan sabar, anak tukang becak pun bisa mengenyam pendidikan tinggi dan bahkan menjadi yang terbaik.

You may also like : kpk walkot semarangTerjerat 3 Kasus, KPK Tahan Wali Kota Semarang dan Suaminya

Gadis bernama Yuni Yusrotin sudah membuktikan hal itu. Anak tukang becak asal Bojonegoro itu bukan hanya berhasil menjadi sarjana, tapi juga lulusan terbaik di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang.

Prestasi Yuni Yusrotin ini diumumkan dalam wisuda sarjana, Sabtu, 24 Mei 2025 di Audit 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.

Yuni lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sangat membanggakan, yakni 3,96.

Alumni MTs dan MA Islamiyyah Attanwir itu sejak remaja menggembleng dirinya untuk pintar. Dari sejak madrasah, ia aktif mengikuti berbagai olimpiade biologi.

Hal itu menumbuhkan minatnya yang besar dalam bidang ilmu hayati. Ketertarikan ini kemudian membawanya memilih Biologi sebagai program studi pertamanya di UIN Walisongo Semarang, dan lolos melalui jalur SNMPTN.

Namun, tidak ada kisah sukses yang mudah. Apalagi bagi gadis yang sejak kecil hidupnya bergantung pada ketabahan orangtuanya menantang panas dan hujan mengayuh becak.

Bahkan, keterbatasan ekonomi keluarganya sempat menjadi penghalang restu orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan ke luar kota.

Ayahnya hanya bekerja sebagai tukang becak sementara sang ibu mencoba membantu ekonomi keluarga dengan berdagang.

Yuni tahu dan sangat paham situasi itu. Namun, tekadnya yang kuat untuk mencoba mengubah nasib serta peruntungan masa depannya membuatnya tak patah semangat.

Karena tak mau merepotkan orang tuanya yang hidupnya sudah susah, Yuni mencari peluang beasiswa. Meski usahanya gagal di percobaan pertama, ia tak patah semangat. Pada akhirnya, ia berhasil meraih Beasiswa Sepuluh Sarjana Per Desa dari Pemerintah Daerah Bojonegoro.

Sempat mengalami kesulitan dalam memahami materi perkuliahan di awal masa pandemi, Yuni sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari situs resmi Kemenag, Senin, 26 Mei 2025 dengan cepat membuktikan kapasitasnya.

Mahasiswi yang aktif dalam kegiatan akademik dan non-akademik itu sejak semester tiga sudah menjadi asisten laboratorium biologi. Ia menangani berbagai mata kuliah praktikum dan mendapatkan pengalaman berharga.

Tak sampai di situ, ia juga menjadi asisten riset dosen yang sedang menempuh pendidikan doktoral (S3) di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan menjadi asisten riset mahasiswa S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB). Itu memperdalam pemahamannya dalam proses penelitian ilmiah secara mendalam.

Selain itu, ia aktif berpartisipasi dalam berbagai kompetisi dan forum ilmiah. Ia meraih Juara 6 Olimpiade Biologi pada Olimpiade Agama, Sains, dan Riset PTKI II se-Indonesia pada 2023, meraih Bronze Medal dalam International Walisongo Science Competition 2023, menjadi pembicara dalam National Student Conference on Environmental Engineering, Science, and Technology, serta menjadi pembicara pada Webinar Nasional Keilmuan Biologi #6 Universitas Riau.

Di luar bidang akademik, Yuni aktif dalam berbagai organisasi. Baik di dalam maupun di luar kampus. Ia tergabung dalam KSM Riset dan Teknologi, Bank Sampah Walisongo, Ikatan Keluarga Arek-Arek Jawa Timur (IKA-JATIM), dan Ikatan Keluarga Ma’had Islami Attanwir (IKAMI).

Pengalaman magang dan riset tugas akhir di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kebun Raya Bogor semakin memperkaya pengetahuannya di bidang botani, khususnya taksonomi tanaman bonsai.

Di tengan seabrek kesibukannya, Yuni berhasil menyelesaikan skripsinya dan mengikuti sidang munaqosyah pada 30 Desember 2024, menuntaskan masa studinya selama 3 tahun 6 bulan.

Yuni mengakui keberhasilannya tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dosen pembimbingnya, Niken Kusumarini, M.Si. dan Muhammad Rifqi Hariri, M.Si. Mereka menjadi inspirasi dan teladannya.

Kini, Yuni sudah berhasil menggapai sebagian mimpinya. Ia bersyukur atas segala yang telah diraihnya dan berterima kasih kepada kedua orang tuanya atas segala pengorbanan mereka.

Bagi Yuni, pendidikan adalah warisan paling berharga. Dan, kisahnya adalah inspirasi bagi mereka yang menganggap keterbatasan ekonomi sebagai tembok penghalang untuk meraih impian dan kesuksesan.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

capture

Benjamin Franklin

"Investasi dalam pengetahuan adalah hal terpenting."
Load More >