UPdates—Levina Istiazah bersyukur bisa berhaji di usia remaja. Tapi ia sedih tatkala mengenang sang mama.
You may also like : Cerita Nenek Nursadek Naik Haji, Menabung 17 Tahun dari Hasil Menyapu Jalanan
GADIS ayu itu menjadi bagian dari kelompok terbang (kloter) 15 Embarkasi Solo (SOC 15). Usianya yang masih belia membuat vina tampak berbeda dari jemaah lainnya.
Bulan ini, Vina baru berusia 18 tahun. Ia bahkan tercatat sebagai jemaah haji termuda asal Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Tidak seperti jemaah haji Indonesia pada umumnya yang harus mengantre hingga belasan atau bahkan puluhan tahun, gadis ini hanya menunggu empat tahun.
Namun, penantian singkat itu bukan kisah yang indah. Vina bisa berhaji lebih awal karena sang ibunda meninggal dunia 2021 silam.
“Saya bisa berangkat karena mama saya. Seharusnya Beliau yang berada di posisi saya sekarang,” kata Vina sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari situs Kemenag, Selasa, 20 Mei 2025.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini mengatakan bahwa orang tuanya mendaftar haji 2012 silam. Artinya, butuh 13 tahun masa penantian untuk mendapatkan porsi.
“Sejak Mama wafat, belum ada pikiran langsung untuk nggantiin Mama. Jadi, saya juga mengalami masa tunggu sekitar 4 tahun sebelum berangkat,” ujarnya mengenang sang ibunda.
Kendati keberangkatannya menggantikan sang ibu yang berpulang saat ia masih berusia sangat muda, Vina tetap bersyukur ditakdirkan bisa berhaji di usia remaja.
“Alhamdulillah saya sangat bersyukur karena telah diberi kesempatan untuk melihat Ka’bah secara langsung, menghadap kiblat yang selama ini kita tuju dalam setiap salat,” ucapnya.
Vina terbang ke Tanah Suci pada 5 Mei 2025, pukul 13 siang WITA. Bersama ayahnya, ia sempat menunggu 24 jam di Asrama Haji Donohudan, Boyolali.
Mahasantri semester dua Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Pesantren Ar-Rayah, Sukabumi, Jawa Barat ini mengaku harus cuti kuliah selama satu semester demi bisa mengikuti seluruh rangkaian manasik haji.
“Saat ini saya tercatat sebagai mahasantri takhassus di STIBA Ar-Rayah, kampus berbasis pesantren di Sukabumi Jawa Barat. Tapi karena mau haji ya cuti dulu,” kata dara kelahiran 2006 ini.
Sebelum kuliah, Vina merupakan lulusan Pesantren Daarul Atqiyaa, Kertayasa, Kramat, Kabupaten Tegal. Di pondok tahfidz itu, ia berhasil menghafal Al-Qur’an hingga 15 juz. Sosoknya yang ramah dan periang ini dikenal aktif dan gemar mencoba sesuatu yang baru.
“Kadang saya suka membaca sejarah Islam, kadang juga berkreasi tentang hal-hal baru seperti memasak ala-ala gitu. Netral saja hobi saya,” ungkap Vina seraya tersenyum.
Bagi Vina sendiri, haji bukan sekadar perjalanan biasa. Menurutnya, haji merupakan perjalanan spiritual.
Haji kata dia adalah panggilan Allah SWT. Ia menyebutnya sebagai undangan khusus dari Allah SWT untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
“Setiap muslim yang merespons panggilan ini sadar bahwa ini bukan hanya ritual. Akan tetapi juga bentuk kehendak-Nya untuk memperbaiki diri, memperbarui iman, dan mendalami makna hidup,” tuturnya penuh haru.
Vina percaya bahwa panggilan haji tidak hanya bergantung pada kesiapan fisik atau finansial. “Jika belum dipanggil Allah, sehebat apapun usaha seseorang, ia tidak akan sampai ke Baitullah. Tapi kalau Allah sudah mengundang, jalan itu pasti ada,” ujarnya berfilosofi.
Saat ditanya tentang pesan kepada generasi muda, Vina menganjurkan mereka segera mendaftar jika memang sudah punya kemampuan. Alasannya, masa tunggu haji saat ini bisa sampai puluhan tahun. Selain antrean lama, ia menyarankan itu agar bisa berhaji dalam kondisi lebih prima.
“Segeralah mendaftar haji. Sebab, antreannya bisa puluhan tahun. Ketika muda, tubuh masih kuat untuk menjalankan semua rukun dan sunnah haji secara sempurna. Ini bukan hanya ibadah fisik, tapi juga pematangan kepribadian dan spiritualitas,” jelasnya.
Sebelumnya, video pendek tentang Vina viral di media sosial seperti TikTok dan YouTube Kemenag Jateng.
Hingga tiga hari tayang, video tersebut disukai ribuan warganet, dikomentari, dan dibagikan ratusan akun. “Saya kaget dan nggak nyangka,” pungkas Vina.