Tahanan Palestina mengungkap penyiksaan yang mereka alami di penjara Israel (Foto: Day of Palestine)

Makanan Warga Palestina Disuntik Virus di Penjara Israel, Jari Diamputasi tanpa Perawatan Medis

16 February 2025
Font +
Font -

UPdates—Tahanan Palestina yang dibebaskan dari kelompok pertukaran keenam berdasarkan kesepakatan gencatan senjata menyampaikan kesaksian yang mengerikan tentang penyiksaan dan pengabaian medis di dalam penjara pendudukan Israel.

Mereka mengungkap pola penganiayaan yang disengaja, kondisi yang tidak manusiawi, dan pengabaian terhadap hak serta kehidupan manusia.

Seorang tahanan yang baru saja dibebaskan menggambarkan mimpi buruk penderitaan mereka. Ia mengatakan bahwa otoritas penjara dengan sengaja mencemari makanan dengan virus, yang menyebabkan penyakit yang meluas.

You might be interested : lebanon hancur reutersBaru Satu Hari, Israel sudah Langgar Perjanjian Gencatan Senjata dengan Hizbullah

“Selama enam bulan, kami menderita bisul, kudis, dan penyakit kulit yang parah,” kata mantan tahanan itu menceritakan kisah kekejaman Israel sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Day of Palestina, Minggu, 16 Februari 2025.

“Kami merangkak, tidak dapat berdiri, tetapi mereka memaksa kami untuk berbaris. Para petugas melihat penderitaan kami dan mengejek kami, menyuruh kami untuk mati saja.," lanjutnya.

Tahanan tersebut mengidentifikasi Penjara Ofer sebagai fasilitas yang paling mengerikan, menyebutnya sebagai "kuburan"  di mana amputasi dilaporkan dilakukan pada tahanan tanpa perawatan medis yang tepat. Salah satu korban amputasi adalah Mahmoud Abu Taima, yang jarinya dipotong.

Pada bulan November, surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa hampir 25% tahanan Palestina menderita kudis karena kondisi yang tidak bersih dan kurangnya intervensi medis.

Organisasi hak asasi manusia, termasuk Physicians for Human Rights dan Adalah, mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi Israel, menuduh Dinas Penjara Israel (IPS) gagal menahan wabah tersebut.

Kepadatan dan kondisi yang tidak bersih telah memperburuk krisis. Dengan sekitar 23.000 tahanan yang ditahan di fasilitas yang dibangun untuk 14.500 orang—melebihi kapasitas hingga 60%—para tahanan terpaksa hidup dalam kesengsaraan.

Dari para tahanan ini, sekitar 10.000 adalah warga Palestina yang dicap sebagai "tahanan keamanan." Murshid, mantan tahanan lainnya, menggambarkan kehidupan sehari-hari yang suram di dalam penjara. "Sel yang dimaksudkan untuk enam orang menampung sepuluh orang, dengan beberapa orang tidur di lantai," katanya.

IPS diduga mengabaikan permintaan untuk mengisolasi tahanan yang terinfeksi selama dua bulan, yang memperburuk wabah. "Ketika kami memohon bantuan, mereka mengatakan kepada kami, 'Kalian teroris dan pantas mati.'"

Meskipun ada tanda-tanda penyakit parah yang jelas, administrasi penjara hanya menyediakan parasetamol selama berminggu-minggu. Seorang dokter kulit hanya diizinkan untuk menilai situasi empat bulan setelah wabah dimulai.

Krisis kesehatan juga berdampak pada proses hukum. Kelompok hak asasi manusia memberikan bukti bahwa sidang pengadilan militer dan konsultasi hukum telah berulang kali dibatalkan karena wabah tersebut.

IPS mengakui di pengadilan bahwa epidemi kudis menyebabkan penundaan tetapi hanya mengambil tindakan korektif yang minimal.

Di bawah tekanan yang meningkat, IPS mengklaim telah membentuk satuan tugas untuk mendistribusikan obat-obatan dan membersihkan pakaian. Namun, organisasi hak asasi manusia berpendapat bahwa tindakan ini terlalu sedikit dan terlambat.

Tahanan terus menderita karena akses yang tidak memadai terhadap pakaian bersih, perawatan medis yang layak, dan sumber daya kebersihan yang penting.

Seiring meningkatnya pengawasan internasional, seruan untuk akuntabilitas semakin meningkat. Kesaksian dari tahanan yang dibebaskan memberikan gambaran yang memberatkan tentang pengabaian dan pelecehan sistematis, yang menimbulkan kekhawatiran mendesak atas perlakuan terhadap tahanan Palestina di fasilitas penahanan Israel.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

capture

BJ Habibie

"Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar. Keberhasilan adalah kepunyaan mereka yang senantiasa berusaha."
Load More >