UPdates—Nyawa dibayar nyawa. Pejuang Palestina, Hamas mengumumkan bahwa mereka berhasil membalas kematian pemimpin mereka, Yahya Sinwar. yang terbunuh dalam pertempuran Oktober tahun lalu.
Sayap militer gerakan Hamas, Brigade Qassam menerbitkan sebuah video pembunuhan pasukan Israel yang bertanggung jawab atas syahidnya Yahya Sinwar.
Rekaman yang baru-baru ini dirilis oleh sayap militer gerakan perlawanan Hamas, Brigade Al-Qassam, menunjukkan momen ketika para pejuang perlawanan membunuh dua pejabat militer senior Israel yang berada di balik pembunuhan mantan kepala Hamas itu. Video itu diberi judul: Seri Penyergapan Mematikan.
Ada dua video yang dirilis oleh Brigade Qassam. Yang pertama menunjukkan Martir Sinwar di Rafah di Gaza selatan. Dalam video tampak Yahya Sinwar sedang berdiskusi dengan pasukannya terkait perang di Gaza.
Menurut Press TV, video tersebut dilaporkan merupakan bagian pertama dari rekaman yang akan dirilis oleh kelompok tersebut. Video kedua akan dirilis kemudian oleh Mehr.
Sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Mehr News Agency, bagian dari video tersebut, tertanggal 6 Januari, menunjukkan momen saat seorang komandan senior Israel, wakilnya, dan beberapa tentara pendudukan Israel terbunuh oleh bom yang ditanam di kota utara Beit Hanoun.
Komandan pasukan Israel yang menjadi sasaran adalah Mayor Dvir Zion Revah dan wakilnya Eitan Israel Shiknazi, yang menurut Al-Qassam bertanggung jawab atas pembunuhan Yahya Sinwar.
Rekaman tersebut berkaitan dengan beberapa hari sebelum gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada 19 Januari.
Diungkap Brigade Al-Qassam, Revah juga memimpin setidaknya satu pembantaian rezim di Beit Hanoun.
Menurut video tersebut, serangan di Beit Hanoun mengakibatkan cedera pada beberapa pasukan Israel lainnya.
Hamas juga merujuk pada operasi serupa terhadap pasukan infanteri Israel yang maju di wilayah al-Zaytoun di Beit Hanoun, yang menyebabkan jatuhnya korban.
“Musuh mengakui kematian wakil komandan Brigade Nahal [militer Israel] dan empat tentara, dengan sembilan lainnya terluka parah," demikian pernyataan itu.
Kematian Yahya Sinwar pertama kali diumumkan Israel pada Kamis, 17 Oktober 2024. Pengumuman itu muncul setelah pertempuran pada Rabu, 16 Oktober 2024 di Rafah, Gaza.
Dalam video yang dirilis Israel, terlihat Yahya Sinwar tetap berjuang hingga akhir hayatnya. Dalam kondisi kritis karena luka berat akibat gempuran peluru tank dan rudal Zionis, dia masih berusaha menjatuhkan drone yang diarahkan kepadanya dengan melemparkan tongkat kayu. Sniper tentara Israel (IDF) kemudian menembakkan peluru kepada pejuang berusia 61 tahun tersebut.
Yahya Sinwar sendiri syahid dalam pertempuran yang tidak direncanakan. Saat sedang berjalan di Rafah bersama pengawalnya, mereka secara tidak sengaja bertemu pasukan Israel dan akhirhnya terlibat pertempuran. Yahya Sinwar sempat berilindung di dalam rumah sebelum diserang dengan peluru tank dan rudal.