
UPdates—Rusia mengeluarkan salah satu peringatan paling kerasnya pada hari Kamis, dengan mengatakan bahwa mereka dapat memperlakukan setiap langkah Uni Eropa untuk menyita asetnya yang dibekukan sebagai "casus belli," atau pembenaran untuk perang.
You may also like :
Hasil UEFA Nations League dan Kualifikasi Piala Dunia: Italia Permalukan Belgia, Brasil Imbang
Dalam sebuah pernyataan di platform Rusia MAX, Dmitry Medvedev — mantan presiden Rusia dan sekarang wakil sekretaris Dewan Keamanan — memperingatkan bahwa upaya Uni Eropa untuk "mencuri aset Rusia yang diblokir di Belgia" di bawah mekanisme reparasi akan melewati batas.
You might be interested :
Sekutu Vladimir Putin Beri Peringatan Perang Dunia III ke Amerika Serikat
Ia mengatakan langkah semacam itu dapat dianggap sebagai sejenis casus belli khusus, dengan semua konsekuensi yang ditimbulkannya bagi Brussels dan masing-masing negara Uni Eropa.
Medvedev menambahkan bahwa dalam skenario seperti itu, pengembalian dana tidak akan terjadi melalui jalur hukum, melainkan melalui reparasi nyata, yang dibayarkan dalam bentuk barang oleh musuh-musuh Rusia yang kalah.
Komentarnya muncul di tengah upaya Komisi Eropa dan beberapa negara anggota untuk menggunakan aset bank sentral Rusia yang dibekukan guna memberikan pinjaman sebesar $162 miliar kepada Ukraina guna mencegah krisis fiskal yang mengancam.
Sebagaimana dilansir Keidenesia.tv dari TRT World, Kamis, 4 desember 2025, proporsi terbesar dana Rusia yang dibekukan berada di Belgia, sekitar $226 miliar per Juni. Sementara kepemilikan tambahan berada di Jepang, AS, Inggris, dan Kanada.
Belgia telah menyatakan kekhawatiran bahwa Euroclear, lembaga kliring yang berbasis di Brussel yang memegang sebagian besar aset, dapat menghadapi tuntutan hukum atau kerusakan reputasi jika Uni Eropa melanjutkan langkah itu dan Rusia menentang keputusan tersebut.