UPdates—Polemik berkepanjangan soal ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) menghabiskan begitu banyak energi yang harusnya tidak perlu terjadi.
You may also like : YLBHI Sebut 10 Faktor Jokowi Layak Disebut Pemimpin Korup serta Pelanggar Hukum dan HAM Terorganisir
Sorotan tajam yang kadang disertai caci maki di ruang publik pun sudah membuat alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga terseret dalam pusaran masalah ini karena ijazah S1 Jokowi mulai merasa malu dan capek.
You might be interested : Roy Suryo dan Dokter Tifa Ungkap Kejanggalan, UGM: Joko Widodo Alumnus UGM
Berharap perdebatan tanpa ujung soal ijazah S1 Jokowi segera berakhir, alumnus UGM, DR Ing. Iryanto menyerukan kepada semua pihak untuk berbicara secara terbuka dan menyampaikan semua kebenaran. Menurutnya, polemik ini sudah sangat mengganggu. Khususnya bagi para alumni yang juga ikut kena imbas dan mereka harus berani berbicara.
Dalam perbincangan di chanel YouTube Mosato yang dipantau keidenesia.tv dari video yang menyebar di X.com, Iryanto yang merupakan alumni angkatan 1980 UGM mengaku sudah sangat terganggu dengan hal ini.
"Teman-teman alumni, khusus teman-teman alumni angkatan 1980 yang dulu pernah berinteraksi dengan Pak Jokowi dalam lembaga atau dalam wadah apa saja, tolong speak up. Nyatakanlah," katanya.
"Kalau memang tidak, seperti saya yang belum pernah berinteraksi dengan beliau, saya tidak bisa mengatakan karena saya tidak pernah bertemu Pak Jokowi di kampus kita waktu itu. Tetapi saya capek melihat polemik ini, capek sekali dan malu sebagai alumnus. Kampus kita adalah kampus besar. Kampus Pancasila, kampus besar ya.Jadi, hentikanlah ini," lanjutnya.
"Bapak, rektor, Pak Dekan, teman-teman semua, mari kita speak up-lah. Bicara. Luruskan. Kalau memang bukan alumni kita, katakan itu secara terbuka," tegasnya.
Ia kemudian menyinggung soal pernyataan Dr. Sofian Effendi MA, MPIA, Ph.D, mantan Rektor UGM (2002-2007). "Saya lihat ada statemen dari mantan rektor Sofian Effendi yang berbeda sekali dengan statemen-statemen yang lain. Pak Sofian Effendi mengatakan bahwa mungkin Pak Jokowi tidak punya ijazah. Ini harus diluruskan," ujarnya.
"Bagaimana dengan statemen dari mantan dekan yang mengatakan bahwa seluruh dokumen Pak Jokowi lengkap, ada di Gadjah Mada ya. Ada di kampus," sambungnya.
Menurutnya, saat ini, semua pihak yang terkait dengan UGM harus muncul dan menyatakan kebenaran. "Ini sangat memalukan kita semua. Tolong mengambil sikap. Kita masih punya banyak PR (pekerjaan rumah) bos. Hentikan ini polemik yang tidak ada gunanya," tegasnya.
Iryanto secara khusus meminta kepada salah satu alumni UGM yang juga angkatan 1980 bernama Anwar Sitanggang.
"Saya dulu kenal satu orang yang seangkatan dengan Pak Jokowi dari Kehutanan. Dia adalah pacar dari sahabat saya ketika KKN di Temanggung. Namanya kalau saya tidak salah Anwar Sitanggang. Bung Anwar, kalau Bung mendengar ini, bicaralah. Apa iya Pak Jokowi dulu adalah teman seangkatan Bung di Kehutanan, angkatan 80 masuknya. Bicaralah terbuka. Perkenalkan diri.
Ini tanggung jawab kita sebagai sesama alumni untuk meluruskan fakta ini," katanya.
Bagi Iryanto, semua alumni pasti bangga kalau ada alumnus UGM yang menjadi presiden. Karena itu, ia juga meminta Jokowi untuk terbuka.
"Almamater pun akan bangga bahwa lulusan dia pernah memimpin negara ini. Jadi seharusnya Pak Jokowi tidak perlu menolak untuk menunjukkan ijazah aslinya. Tunjukkan aja Pak," katanya.
Di bagian akhir seruannya, Iryanto sekali lagi meminta semua orang yang pernah berinteraksi dengan Jokowi di UGM, termasuk para mantan anggota Mapala untuk bicara.
"Teman-teman yang juga sama-sama dengan Pak Jokowi aktif di Mapala bicaralah. Terbukalah. Supaya selesai ini, capek rakyat dengan wacana-wacana seperti ini. Ini pembodohan buat masyarakat kita," tandasnya.