Ilustrasi wanita memperlihatkan pembalut (Foto: Freepik)

Politikus Malaysia Demo Pakai Pembalut Wanita Picu Kemarahan

6 August 2025
Font +
Font -

UPdates—Sebuah aksi protes politik di Malaysia yang menggunakan pembalut wanita sebagai masker menuai kritik karena dianggap tidak peka dan misoginis, serta memperkuat stigma menstruasi.

You may also like : mh370 keluarga penumpang reutersMalaysia Kembali Cari Pesawat MH370 yang Hilang Misterius 2014 Silam

Hampir 50 anggota Partai Aksi Demokratik di negara bagian Negeri Sembilan di pesisir barat daya negara tersebut mengenakan pembalut sebagai masker untuk memprotes pengangkatan seorang senator.

You might be interested : sultan dpd ri igKetua DPD RI Wacanakan Calon Presiden Independen

Mereka mengatakan pembalut tersebut tebal, padat, sangat menyerap, dan kedap suara melambangkan kebisuan komite partai negara bagian dalam memilih orang luar sebagai senator, alih-alih kandidat lokal.

Aksi tersebut menjadi bumerang, memicu kecaman dari dalam dan luar partai. Para kritikus mengatakan tindakan tersebut tidak menghormati perempuan dan memperkuat stigma buruk seputar menstruasi di negara di mana beberapa anak perempuan masih tidak bersekolah karena kurangnya akses terhadap produk menstruasi.

“Pembalut bukanlah alat untuk keuntungan pribadi atau protes internal,” kata sayap perempuan partai di Kuala Lumpur sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Independent, Rabu, 6 Agustus 2025.

“Ini mewakili pengalaman hidup jutaan perempuan dan tidak boleh dieksploitasi untuk mencapai tujuan politik, terutama di dalam partai kita sendiri,” tegas mereka.

Ketua Wanita dan Wakil Menteri Komunikasi partai, Teo Nie Ching, mengutuk tindakan tersebut karena dianggap tidak sensitif.

“Menggunakan pembalut sebagai alat serangan atau ejekan hanya memperkuat rasa malu dan stigma yang telah lama dikaitkan dengan menstruasi,” katanya.

Sekretaris Jenderal partai, Anthony Loke, menyebut aksi itu sangat tidak pantas.

All Women's Action Society menganggap tindakan tersebut tidak masuk akal dan sangat regresif.

"Di negara di mana banyak perempuan dan anak perempuan masih kesulitan membeli produk menstruasi, sangat tidak peka bagi laki-laki untuk menyia-nyiakan dan menjadikan mereka senjata di arena politik," ujar Amanda Shweeta Louis, pejabat advokasi senior di All Women's Action Society, seperti dilansir dari South China Morning Post.

"Menstruasi bukanlah sesuatu yang memalukan dan menggunakannya sebagai sarana untuk mempermalukan orang lain adalah bentuk misogini," lanjutnya.

Menyusul reaksi keras tersebut, Lee Kong Hing, ketua Klub Veteran partai di Negeri Sembilan, meminta maaf dan mengatakan bahwa para pengunjuk rasa tidak bermaksud menyinggung atau mendiskriminasi perempuan.

"Soal penggunaan pembalut, saya sebenarnya sangat menghormati perempuan. Saya tidak bermaksud menghina perempuan, dan saya harap mereka tidak salah paham. Saya hanya menggunakannya sebagai alat peraga," ujarnya dalam jumpa pers.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

hajiagussalim

K.H. Agus Salim

"Memimpin adalah menderita."
Load More >