UPdates—Presiden Filipina Ferdinand Marcos menyingkirkan Wakil Presiden Sara Duterte dari Dewan Keamanan Nasional, menurut perintah eksekutif yang dirilis pada hari Jumat. Penyingkiran Sara terjadi sebulan setelah ia diduga berencana untuk membunuh Marcos.
Perintah tersebut, yang ditandatangani pada hari Senin oleh Sekretaris Eksekutif Lucas Bersamin, menyingkirkan wakil presiden dan semua mantan presiden dari dewan yang memberi nasihat kepada presiden tentang kebijakan yang memengaruhi keamanan nasional.
Bersamin mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk mengatur ulang dan menyederhanakan keanggotaan Dewan Keamanan nasional yang sekarang terdiri dari pejabat legislatif, pertahanan, luar negeri, dan kabinet utama.
"Saat ini, Wapres dianggap tidak relevan dengan tanggung jawab keanggotaan di NSC," kata Bersamin kepada wartawan sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Gulf News, Jumat, 3 Januari 2024, seraya menambahkan bahwa presiden bebas untuk menambah anggota atau penasihat lain sesuai kebutuhan.
Langkah tersebut dilakukan saat Sara Duterte menghadapi penyelidikan atas dugaan ancamannya untuk membunuh Marcos dan keluarganya.
Pada akhir November, Sara - putri mantan presiden Rodrigo Duterte yang berusia 46 tahun - menyampaikan konferensi pers daring yang penuh dengan kata-kata umpatan.
Saat itu, ia mengklaim telah memberi tahu seseorang untuk membunuh Marcos jika ia dibunuh. Ia kemudian mengatakan bahwa komentar tersebut disalahartikan.
Wakil presiden tersebut meraih kekuasaan pada tahun 2022 dalam aliansi dengan Marcos yang hancur dalam beberapa bulan terakhir, dengan kedua belah pihak saling menuduh tentang kecanduan narkoba dan retorika ekstrem menjelang pemilihan paruh waktu tahun ini.
Sara Duterte juga menjadi subjek berbagai pengaduan pemakzulan atas dugaan penyalahgunaan dana pemerintah senilai jutaan dolar. Laporan AFP, Sara Duterte belum menanggapi permintaan komentar mereka terkait hal ini.