
Updates - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyebut bahwa tempat-tempat sakral—baik gereja, masjid, maupun vihara—memiliki peran penting dalam menciptakan kesantunan publik dan menumbuhkan jiwa kemanusiaan masyarakat.
You may also like :  6 Pelaku di Grup Hubungan Seks Sedarah di Facebook Ditangkap
6 Pelaku di Grup Hubungan Seks Sedarah di Facebook Ditangkap
“Lebih baik rumah ibadah yang megah hadir di mana-mana daripada berdirinya rumah-rumah maksiat atau tempat perjudian,” kata Nasaruddin.
You might be interested :  Menteri Agama: Syarat Kanwil Mendatang harus Mampu Khutbah
Menteri Agama: Syarat Kanwil Mendatang harus Mampu Khutbah
Hal ini diungkapkan oleh Menag Nasaruddin Umar dalam sambutannya saat meresmikan pengembangan Gereja Katedral “Hati Yesus yang Mahakudus” Makassar, Kamis, 30 Oktober 2025 malam.
Peresmian ini juga dihadiri Nuncio Apostolik Vatikan untuk Indonesia Mgr. Piero Pioppo, Uskup Agung Makassar Mgr. Fransiskus Nipa, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, serta sejumlah tokoh lintas agama dan pejabat daerah.
Menurut Menag, rumah ibadah adalah oase spiritual yang mengembalikan manusia kepada Tuhan.
“Semakin dekat seseorang kepada Tuhan-nya, semakin luhur pula masyarakat itu. Rumah ibadah menjadi tempat yang menumbuhkan kesantunan publik,” ujarnya, dilansir Keidenesia.TV dari laman Kemenag, Jumat, 31 Oktober 2025.
Menag juga menyinggung pentingnya menjaga eksistensi tempat-tempat sakral di tengah arus modernisasi.
“Kalau tempat sakral semakin sedikit, akan terjadi desakralisasi alam semesta. Di mana nantinya kita akan menangisi dosa masa lampau kalau tidak ada lagi tempat sakral?” katanya.
Sementara itu, Uskup Agung Makassar Mgr. Fransiskus Nipa menjelaskan bahwa Gereja Katedral Makassar merupakan induk dari 59 paroki, tujuh stasi paroki, dan 548 gereja stasi di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.
”Umat Keuskupan Agung Makassar adalah umat diaspora sehingga memiliki visi sebagai gereja lokal yang bersosok kawanan kecil tersebar sebagai pelayan. Visi ini diwujudkan dalam sejumlah misi yang meliputi bidang evangelisasi, keluarga, pendidikan, kesehatan, sosial ekonomi, sosial budaya, sosial politik, dan bidang tata kelola,” kata Uskup Agung Makassar Mgr. Fransiskus Nipa.
Ia menambahkan, renovasi gereja ini menjadi bagian dari semangat sinodalitas—berjalan bersama bangsa dan masyarakat, terutama yang kurang mampu. Bangunan Gereja Katedral Makassar memiliki sejarah panjang sejak 1900 dan menjadi simbol pelayanan serta keberagaman di Indonesia Timur.