UPdates - Tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia, untuk mengapresiasi pencapaian dalam pengendalian penyakit tuberkulosis (TBC). Peringatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global tentang bahaya penyakit menular yang masih menjadi penyebab kematian utama di banyak negara.
You may also like : 
Tiap Jam 14 Warga Meninggal akibat TBC, DPR Apresiasi Anggaran Naik 20 Kali Lipat
Disadur Keidenesia dari laman National Today, Senin, 24 Maret 2025, Hari Tuberkulosis Sedunia dipilih oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengenang penemuan basil tuberkulosis oleh Dr. Robert Koch pada 24 Maret 1882. Penemuan ini membuka jalan bagi pemahaman lebih dalam tentang penyakit yang membunuh jutaan orang setiap tahunnya.
WHO menetapkan peringatan ini awalnya untuk menghormati seratus tahun penemuan bakteri penyebab TBC oleh Dr. Koch. Kini, Hari Tuberkulosis Sedunia dirayakan sebagai momentum untuk mendorong masyarakat melakukan tindakan nyata dalam upaya pemberantasan tuberkulosis.
Peringatan ini juga mengingatkan dunia akan dampak serius dari tuberkulosis, yang hingga kini masih menjadi penyakit pembunuh nomor satu di antara penyakit menular. Negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah menjadi yang paling terdampak.
Populasi global pasien TBC mencapai 170 juta jiwa, dengan 58,7 juta jiwa di antaranya berada di kawasan Asia Tenggara. Di Eropa, lebih dari 4.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat TBC.
Untuk diketahui, TBC adalah penyakit yang mudah disembuhkan, namun seringkali tetap laten dan tidak terdeteksi selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, penting untuk terus menyebarkan pengetahuan dan kesadaran akan penyakit ini.
