Ilustrasi (Foto: Web National Today)

Sejarah Hari Ini, 8 Maret: Hari Perempuan Internasional

8 March 2025
Font +
Font -

UPdates - Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 Maret merupakan momen penting yang merayakan pencapaian historis, budaya, dan politik perempuan di seluruh dunia.

You may also like : 1005540presiden soekarno158 041780x390Sejarah Hari Ini, 7 Maret: Pencabutan Mandat Presiden Soekarno oleh MPRS

Disadur Keidenesia dari laman National Today, Sabtu, 8 Maret 2025, gerakan perjuangan hak-hak perempuan di Amerika Serikat, khususnya, telah dimulai sejak pasca-Perang Saudara. Susan B. Anthony, seorang aktivis politik yang gigih mendukung hak-hak perempuan, memperjuangkan Amandemen ke-14 yang bertujuan memberikan kewarganegaraan bagi seluruh warga negara yang dinaturalisasi atau dilahirkan di Amerika.

Namun, meskipun Amandemen ke-14 diratifikasi pada tahun 1868, hak pilih bagi perempuan tetap tidak dijamin. Pada tahun 1869, Elizabeth Cady Stanton dan Susan B. Anthony mendirikan National Woman Suffrage Association (NWSA) untuk melanjutkan perjuangan hak pilih perempuan.

Pada awal abad ke-20, perempuan dihadapkan pada ketimpangan upah, minimnya hak pilih, dan beban kerja yang berat. Sebagai respons, lebih dari 15.000 perempuan menggelar unjuk rasa di Kota New York pada tahun 1908 untuk menuntut hak-hak mereka.

Pada tahun 1909, Hari Perempuan Nasional pertama kali diperingati berdasarkan deklarasi Partai Sosialis Amerika, yang dirayakan pada Minggu terakhir bulan Februari hingga tahun 1913.

Kemudian, pada tahun 1910, Clara Zetkin, seorang pejuang hak pilih perempuan asal Jerman, mengusulkan agar Hari Perempuan Internasional diselenggarakan setiap tahun.

Usul ini disambut baik dan Hari Perempuan Internasional pertama kali diperingati di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss pada tahun berikutnya, dengan lebih dari satu juta orang menghadiri pertemuan tersebut.

Setelah perjuangan panjang, pada 18 Agustus 1920, Amandemen ke-19 akhirnya diratifikasi di Amerika Serikat, memberikan hak pilih bagi perempuan kulit putih.

Pergerakan perempuan terus berlanjut, termasuk melalui Gerakan Pembebasan pada tahun 1960-an yang membawa kepada disahkannya Undang-Undang Hak Pilih, memberikan hak pilih kepada semua perempuan.

Di era digital ini, gerakan feminisme semakin berkembang seiring dengan penggunaan internet, yang turut memicu kebangkitan perjuangan melawan ketidaksetaraan gender.

Hingga saat ini, Hari Perempuan Internasional terus diperingati setiap tahun dengan semangat untuk mewujudkan masyarakat yang setara bagi semua gender.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

abdullah ibnu masud

Ibnu Mas’ud

"Sabar memiliki dua sisi. Sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah."
Load More >