UPdates - Warga Kota Parepare, Sulawesi Selatan, mengeluhkan kelangkaan pupuk yang mengganggu kegiatan pertanian mereka. Pemerintah Kota Parepare menduga kelangkaan pupuk disebabkan oleh hambatan distribusi yang dilakukan oleh pihak distributor.
Dihimpun Keidenesia, Sabtu, 15 Maret 2025, keluhan warga pertama kali disampaikan kepada DPRD Kota Parepare. Sebagai respons, DPRD meminta Pemkot Parepare untuk melakukan pengawasan lebih ketat dan memastikan ketersediaan pupuk bagi petani.
Pemkot Parepare menilai, masalah ini bermula dari distributor yang tidak memenuhi kewajiban mereka dalam mendistribusikan pupuk subsidi ke kios-kios pengecer. Kios-kios yang seharusnya menerima pasokan pupuk dengan harga subsidi, justru mengalami keterlambatan pengiriman dan kekurangan stok.
Bahkan, beberapa kios terpaksa menunggu hingga dua minggu untuk mendapatkan pasokan pupuk yang telah mereka bayar, meskipun telah menyetorkan dana hingga Rp 100 juta. Namun, pasokan yang datang hanya separuh dari yang dibayar, yaitu sekitar Rp 50 juta.
Pihak kios bahkan diketahui telah berupaya keras untuk mempercepat proses pengadaan, bahkan telah menyetorkan uang lebih dulu untuk mendapatkan stok pupuk yang dibutuhkan.
Pemkot pun terus mempertanyakan hasil rapat dengar pendapat (RDP) dengan pihak distributor. Pasalnya, hasil rapat seharusnya memberikan dampak agar kelangkaan pupuk bisa teratasi.
Lebih jauh, Pemkot Parepare juga telah mengirimkan surat kepada PT Pupuk Indonesia untuk mengevaluasi kinerja distributor pupuk subsidi di wilayah tersebut. Namun, hingga kini, pihak PT Pupuk Indonesia belum memberikan tanggapan terkait keluhan tersebut.