UPdates—Skandal korupsi di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seolah tak ada habisnya. Setelah Krakatau Steel, Asabri, Jiwasraya, Waskita Karya, PTPN, Garuda Indonesia, dan PT Timah, kini muncul lagi kasus korupsi tata kelola minyak mentah di PT Pertamina.
You may also like : Kritikus Minta Prabowo Jangan Bermain Api, Buntut Pernyataan Terkait Jokowi
Kerugian negara akibat skandal megakorupsi ini diperkirakan mencapai Rp193,7 triliun, menjadikannya salah satu kasus korupsi terbesar dalam sejarah Indonesia
Dengan begitu banyak kasus megakorupsi di eranya, Menteri BUMN, Erick Thohir didesak untuk segera mundur dari jabatannya. Desakan itu salah satunya datang dari kritikus dan aktivis 98, Faizal Assegaf.
Dalam sebuah video yang diunggah di akun X pribadinya pada Selasa, 4 maret 2025 yang dipantau keidenesia.tv, ia menegaskan BUMN tidak bisa dibiarkan menjadi sarang kawanan penyamun dan markas komplotan maling berdasi.
Menurut Faizal Assegaf, Erick Thohir tidak bisa mencuci tangan atau melepaskan diri dari tanggungjawab atas kehancuran Badan Usaha Milik Negara yang digerogoti di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Mestinya sebagai seorang yang memiliki moral, sebagai seorang pejabat yang gagal di dalam menjalankan amanah, tugas dan kewenangan…. mundur. Anda tidak layak terus bertahan menjadi menteri BUMN. Keluar kamu dari situ!!,” tegas Faizal Assegaf sebagaimana dilansir keidenesia.tv, Selasa, 4 Maret 2025.
Ia menuduh Erick Thohir hanya sibuk dengan urusan-urusan bisnis serta kepentingan keluarga dan kelompoknya.
“Anda sibuk menggunakan seluruh fasilitas negara untuk meraih pencitraan Anda demi kepentingan politik pragmatis. Dan di waktu yang sama BUMN-BUMN kita yang menjadi aset negara, yang menjadi milik rakyat satu per satu hancur berantakan,” kecam Faizal.
“Isinya penyamun, isinya pencuri, korupsinya puluhan bahkan ratusan triliun. Anda segera melepaskan jabatan Anda, keluar sejauh mungkin dari lingkar kekuasaan. Dan serahkan diri kepada aparat. Rakyat sudah sangat muak melihat perilaku kepemimpinan gaya koruptif di dalam managemen tata kelola BUMN,” lanjut Faizal.
Ditegaskan Faizal, semakin lama Erick Thohir bertahan di posisinya, maka publik akan berkesimpulan bahwa ada kepentingan pribadi dan kelompok untuk terus menggerogoti satu demi satu BUMN yang menjadi santapan kolusi, korupsi, dan nepotisme.
"Memalukan, sangat biadab, brengsek. Ini harus dihentikan. Presiden dan aparat hukum harus bertindak tegas," tegasnya.
Sebagaimana pantauan keidenesia.tv di X.com, sejak kemarin, ada sebuah video yang beredar yang mengungkap dugaan Erick berperan dalam menjamin keamanan operasi PT Pertaminan Patra Niaga. Video yang kemudian ramai diberitakan media itu menyinggung adanya uang koordinasi pengamanan sebesar Rp50 miliar per orang setiap bulan, yang diterima melalui Staf Khusus BUMN dari seseorang bernama Husein.
Erick Thohir sendiri kepada wartawan menegaskan bahwa terkait kasus di Pertamina ini, Kementerian BUMN menghormati proses hukum yang sedang berjalan di Kejaksaan Agung (Kejagung). Seperti pada kasus Jiwasraya dan Garuda, Erick menegaskan akan turut membantu jalannya proses penyelidikan Kejagung.
Ketua Umum PSSI itu juga mengaku telah melakukan rapat dengan Kejagung terkait blending oplosan di BBM. Eks Presiden Inter Milan itu mengatakan tidak mau berasumsi lebih jauh, namun apabila ditemukan, ia akan melakukan penindakan.