UPdates—Penyelidikan yang sedang berlangsung terkait darurat militer yang gagal di Korea Selatan telah mengungkap rencana untuk memprovokasi Korea Utara agar melakukan serangan
You may also like : 2 Minggu, 2 Presiden Korea Selatan Dimakzulkan
Seperti disampaikan oleh polisi pada hari Senin, rencana terperinci tersebut disimpan dalam buku catatan milik mantan komandan intelijen militer yang juga ditangkap dalam penyelidikan yang sedang berlangsung yang diluncurkan setelah langkah Presiden Yoon Suk Yeol untuk memberlakukan darurat militer pada malam tanggal 3 Desember.
Sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Anadolu, Senin, 23 Desember 2024, polisi menyebut bahwa rencana tersebut adalah untuk memprovokasi Pyongyang agar melakukan serangan di perbatasan laut antar-Korea di bagian barat secara de facto, yang dikenal sebagai Garis Batas Utara atau NLL di Laut Kuning.
Menurut polisi, rencana tersebut dirinci dalam 60 hingga 70 halaman buku catatan milik mantan Mayjen Angkatan Darat Noh Sang-won. Yonhap News yang berbasis di Seoul melaporkan fakta itu.
Noh adalah mantan kepala Komando Intelijen Pertahanan (DIC) dan polisi telah menggerebek kediamannya di daerah Ansan, provinsi Gyeonggi, sebelah selatan ibu kota Seoul.
Noh, yang dikeluarkan dari militer karena kasus pelecehan seksual pada tahun 2018, adalah ajudan dekat mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun, yang juga telah ditangkap.
Sebelumnya, partai-partai oposisi telah mengklaim tindakan Kim berupaya memicu perang dengan Pyongyang untuk membenarkan darurat militer.
Korea Utara juga telah melaporkan penerbangan pesawat tanpa awak di atas Pyongyang dan mengatakan telah menembak jatuh satu pesawat. Mereka menyalahkan militer Korea Selatan atas insiden tersebut.
Pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan terhadap Yoon dan para ajudannya atas keputusan darurat militer, yang merupakan yang ke-17 kalinya dalam sejarah Korea Selatan. Yoon sendiri telah dimakzulkan dan menunggu persidangan oleh Mahkamah Konstitusi.